MENJELAJAH VIRTUAL KE DESA-DESA SURGA TERSEMBUNYI: KEPULAUAN KEI
Pandemi Covid-19 telah menjadi mimpi buruk bagi berbagai sektor di Indonesia, upaya-upaya pembatasan sosial demi menekan angka penyebaran virus menjadi masalah serius bagi berbagai sektor, tak terkecuali sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang paling terdampak. Covid-19 telah memaksa sektor pariwisata untuk beradaptasi dalam menjawab tantangan yang ada.
Dewasa ini, kegiatan virtual tour hadir sebagai alternatif untuk berwisata di era pandemi. Kegiatan yang dilakukan secara virtual, membuka peluang baru untuk menjelajah ke berbagai tempat dan menikmati keindahan destinasi-destinasi yang ada di Indonesia. Inisiatif kegiatan online ini juga dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Traval.co dan Caventer Indonesia, melalui Program Virtual Desa Wisata pada bulan Januari-Februari 2021 lalu, Kegiatan ini dilakukan melalui aplikasi Zoom dan juga siaran langsung melalui YouTube.
Program tour Virtual Desa Wisata merupakan rangkaian dari 10 tur virtual desa wisata dengan tajuk “Virtual Indonesia: Surga yang tersembunyi”. Program tur virtual ini dilakukan untuk mengangkat potensi wisata daerah di tengah pandemi Covid-19, yang tentunya dikemas dengan menarik dan edukatif. Salah satu destinasi yang dijelajahi secara virtual adalah Kepulauan Kei yang terletak di Maluku. Desa Ngilngof di Kepulauan Kei menunjukan pesona keindahan alam dan budaya desa pesisirnya pada Sabtu, 27 Februari 2021. Hingga saat ini, tur virtual Desa Ngilngof di Kepulauan Kei telah disaksikan sebanyak hampir 3.000 kali. Sebelumnya pun telah dilaksanakan tur virtual serupa yang mengajak para wisatawan berkunjung secara virtual ke berbagai destinasi di Alor, Nusa Tenggara Timur.
Tur virtual ini dipandu oleh Fitri Ningrum dari Caventer Indonesia dan Eddy Surbakty dari Pesonadesa.id serta Ronald selaku penggiat wisata lokal Desa Ngilngof yang mengajak para penonton mengelilingi destinasi secara langsung dengan menunjukan atraksi budaya, penjelasan sejarah Kei, serta keindahan alam Kei.
Tur virtual ini dibuka dengan pertunjukan tarian Sawat Pancing yang merupakan tradisi Desa Ngilngof. Usai menyaksikan tarian Sawat Pancing, Ronald mengajak para penonton untuk lebih mengenal ikon wisata kepulauan Kei, yaitu Gereja Katolik Santa Maria.
Selepas berjalan-jalan mengelingi ikon wisata tersebut, para penonton diajak mengelilingi keindahan pantai Yeanroa yang dikelilingi hutan mangrove bersama Jay dan Hasna yang juga salah satu penggiat sekaligus pengelola wisata Kei. Pada kesempatan kali ini, Jay dan Hasna juga menjelaskan tentang sejarah dan informasi lengkap tentang pantai Yenroa. Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan ketika berkunjung ke Pantai Yenroa adalah menanam pohon mangrove, mengelilingi hutan mangrove dengan sampan, menikmati kuliner khas Kei, serta merasakan pengalaman menginap di cottage yang berada di atas air dan dikelilingi hutan mangrove. Destinasi ini juga memiliki dive center yang menyediakan jasa kegiatan diving dan snorkeling, sehingga wisatawan yang datang dapat mencicipi indahnya pemandangan bawah laut kepulauan Kei yang eksotis.
Setelah puas mengunjungi Pantai Yeanroa, bersama Ronald, para penonton dibuat kagum dengan melihat pesona Pantai Ngurbloat yang dinobatkan oleh National Geographic sebagai pantai dengan pasir putih terhalus di Asia. Di pantai ini para penonton menyaksikan tarian tradisional dengan latar pasir putih yang berkilau.
Pada sesi akhir tur virtual ini, para penonton diajak untuk berkenalan dengan kuliner khas dari kepulauan Kei. Uniknya, salah satu makanan khas ini terbuat dari singkong yang beracun. Namun, setelah melalui cara pengolahan yang telah diturunkan secara turun menurun, singkong beracun tersebut dapat diubah menjadi sajian lezat khas Kepulauan Kei. Adapun makanan khas lainnya yang tidak kalah menarik adalah ikan kakap putih bakar dengan sambal colo-colo, pisang goreng tepung singkong, serta anggur laut yang dicampur dengan parutan kelapa. Selain itu, di dalam tur virtual ini ditunjukkan juga aneka cinderamata yang siap membuat wisatawan tidak akan melupakan pengalaman unik berlibur di Kepulauan Kei.
Untuk menyaksikan keindahan Kepulauan Kei melalui tur virtual ini, wisatawan dapat mengakses kanal YouTube Pesona Indonesia dengan judul “Virtual Desa Wisata: Kilau Indah Desa Ngilngof Kepulauan Kei”.
Fitri Ningrum dari Caventer Indonesia mengatakan “Dipilihnya destinasi-destinasi yang berada di wilayah perbatasan atau daerah terpencil yang memiliki budaya yang unik, karena destinasi-destinasi ini masih sangat jarang diketahui orang. Jadi harapannya secara umum, tentu dengan diadakannya virtual tour ini, destinasi-destinasi tersebut akan mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia maupun Kemenparekraf. Harapan yang sangat besar juga untuk para penonton atau masyarakat umum agar dapat menjadi edukasi baru tentang desa wisata, bahwa terdapat perjuangan panjang dibalik pembangunan desa wisata, serta wisatawan dapat mengetahui bahwa terdapat budaya lokal yang harus dihormati dan dihargai ketika menjadi wisatawan desa wisata.” Ujarnya.
Kehadiran wisata virtual ini dapat memberikan alternatif berwisata di era pandemi. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi melalui penghasilan tambahan bagi pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Dengan mengetahui dan menjelajahi secara singkat, diharapkan wisatawan akan tertarik untuk berkunjung secara langsung ke destinasi-destinasi wisata berbasis masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia.