MENJAGA PENYU DI BATAS NEGERI (BAGIAN 1)
Oleh : Dwi Suprapti - Marine Species Conservation Coordinator WWF Indonesia
PERNAH berjumpa dengan Penyu? Jika iya, dimana anda menjumpainya? Ya benar, Penyu dapat dijumpai di beberapa lokasi di Indonesia, karena Indonesia merupakan rumah bagi 6 dari 7 jenis penyu yang ada di dunia. Namun, pernahkah anda mendengar tentang pantai peneluran Penyu Paloh? jika belum yuk kita berkenalan dengan wilayah ini.
Paloh merupakan kecamatan di Kabupaten Sambas yang berada di bagian utara Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis Paloh menduduki posisi yang cukup strategis yaitu berbatasan langsung dengan Negara Malaysia, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan.
Berada di pertemuan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan tak heran jika Paloh menjadi lokasi yang subur, kaya akan potensi perikanan dan menjadi pilihan bagi penyu untuk mencari makan, kawin maupun bertelur.
Paloh memiliki pantai berpasir yang membentang lebih dari 100 Km. 79% dari total garis pantainya atau 63 Km merupakan habitat peneluran Penyu Hijau (Chelonia mydas). Maka tak heran jika Paloh dijuluki sebagai pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Bahkan Paloh juga dijuluki sebagai pantai peneluran Penyu Hijau terbesar kedua di sepanjang Peninsula.
Untuk mencapai pantai peneluran Paloh, perjalanan ditempuh menggunakan jalur darat dan sungai. Dimana, dari Kota Pontianak (Ibukota Provinsi Kalimantan Barat) berjarak ±320 km atau memerlukan waktu tempuh sekitar 12 jam. Karena keterbatasan alat transportasi umum maka pengunjung disarankan menggunakan jasa travel, penyewaan mobil atau menggunakan kendaraan pribadi.
Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhkan pemandangan yang eksotis, salah satunya Kota Singkawang, kota yang terkenal dengan sebutan kota seribu kelenteng. Biasanya, pengunjung akan beristirahat sejenak di kota itu sembari menikmati keindahan kota Singkawang di kala malam.
Setelah beristirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Sambas dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Kota yang dikenal dengan Serambi Mekah Kalimantan Barat ini juga akan menyuguhkan nuansa Islami dan kehidupan masyarakat Melayu Sambas.
Dari Kota Sambas, perjalanan menuju Kecamatan Paloh akan sedikit tersendat, karena harus mengantri menyeberangi Sungai Sekura menggunakan kapal feri tujuan Teluk Kalong. Penyeberangan ini ditempuh sekitar 20 menit sambil memandang perkampungan Sekura yang harmonis bersatu antara suku Melayu dan Tionghoa.
Dari Teluk Kalong, perjalanan dilanjutkan menuju Ibu kota Paloh dengan jarak tempuh sekitar 2 jam hingga akhirnya berujung di Sungai Sumpit untuk kemudian menyeberangi sungai kembali menggunakan perahu motor hingga kampung Ciremai. Penyeberangan akan ditempuh sekitar 10 menit dengan disuguhkan pemandangan hutan mangrove yang lebat dan jika beruntung anda akan menjumpai primata berhidung besar yaitu Bekantan.
Setiba di Ciremai 45 menit kemudian anda akan tiba di Pantai Paloh. Sekilas, pantai Paloh tidak ada bedanya dengan pantai-pantai lain di Indonesia. Hamparan pasir putih membentang sejauh mata memandang bahkan hingga perbatasan Malaysia. Tapi siapa sangka, di pantai ini merupakan habitat peneluran satwa langka bernama penyu. Berdasarkan data monitoring yang dikumpulkan WWF Indonesia, 98% wilayah pantai ini merupakan tempat bersarang bagi penyu Hijau (Chelonia mydas) dan 2% lainnya juga didatangi oleh penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).
Bentang Pantai Paloh yang sangat panjang, tak heran apabila dalam satu malam di musim puncak peneluran penyu (Juni – Agustus) akan dijumpai 20 – 30 ekor penyu betina berukuran besar (75cm – 110 cm) mendarat ke pantai untuk bertelur. Namun sayang, perjuangan yang berat dari penyu ini sering berujung kepada ancaman hidupnya. Tak jarang sarang-sarang penyu dirusak dan diambil telurnya dan bahkan dijumpai penyu mati tergeletak di pantai akibat pengambilan paksa butiran telur ditubuhnya bagaikan mutiara yang mahal harganya.
Sejak dulu, telur penyu asal Paloh merupakan komoditi perdagangan di Kalimantan Barat maupun di Sarawak (Malaysia). Populasinya yang melimpah menjadikan telur penyu sebagai salah satu pendapatan daerah Kabupaten Sambas dan juga merupakan wahana utama festival perang telur penyu.