MENGHIDUPKAN KEMBALI KEKAYAAN KULINER WAKATOBI DENGAN BAHAN PANGAN LOKAL
Penulis: Martina Rahmadani (Southern-Eastern Sulawesi Seascape Responsible Marine Business Officer WWF-Indonesia)
Kekayaan kuliner merupakan salah satu aset potensial yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Sebelumnya, pada bulan November 2014 lalu WWF-Indonesia mengadakan Ekspedisi Liwuto Pasi (Baca juga Liwuto Pasi: Ekspedisi Para Seniman ke Wakatobi) untuk melihat potensi kepariwisataan yang dapat dikembangkan di Wakatobi, kekayaan kuliner menjadi salah satu hal yang mengemuka. Bahan pangan lokal yang diolah menjadi kuliner khas diproyeksikan dapat memikat para pelancong yang datang. Melihat hal tersebut, WWF-Indonesia Southern-Eastern Sulawesi Seascape Program melalui Program Responsibility Marine Tourism bekerja sama dengan Taman Nasional Wakatobi, dan Dinas Pariwisata setempat pun mencanangkan program pariwisata bahari yang bertanggung jawab. Salah satu bentuk kegiatannya adalah pelatihan kuliner yang ditujukan kepada komunitas dan pelaku usaha rumah tangga dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam mengolah dan menyajikan kuliner lokal. Dari pelatihan ini diharapkan nantinya Wakatobi dapat berkembang dan dikenal tidak hanya oleh keindahan bawah laut namun juga wisata kuliner yang mengundang selera. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 46 orang yang berasal dari semua pulau di Wakatobi, mulai dari anggota komunitas yang memiliki usaha homestay hingga pelaku usaha rumah makan.
Kegiatan yang dilaksanakan selama lima hari berturut-turut dimulai dari tanggal 7 hingga 11 Maret 2016 di Taman Budaya Wakatobi tersebut dipandu oleh dua ahli kuliner serta satu akademisi di bidang pariwisata. Mereka adalah Chef Anton, Chef Lisa Virgiano, serta Bapak Kertajadi. Chef Anton sendiri merupakan manajer food and beverage di sebuah hotel bintang lima di Mataram. Kemudian Chef Lisa adalah seorang ahli gastronomi yang telah mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi, seperti Woman of Worth dari L’Oreal Paris Indonesia. Sebelumnya, Chef Lisa juga pernah mengikuti Ekspedisi Liwuto Pasi yang diadakan oleh WWF-Indonesia dan berperan dalam menggali informasi tentang kekayaan pangan lokal di Wakatobi. Sedangkan Bapak Kertajadi adalah akademisi serta pelaku di bidang pariwisata dan banyak membantu dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata Lombok. Dalam materinya, mereka memberikan dan mengulas informasi yang sangat menarik tentang keragaman pangan lokal serta kuliner Wakatobi yang memiliki sejarah menarik untuk diceritakan kepada penikmat kuliner.
Pangan lokal andalan Wakatobi sendiri adalah hidangan laut segar yang ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan, 23 jenis ubi lokal, jagung lokal serta kelapa yang melimpah. Semua potensi pangan ini dapat diolah menjadi makanan khas Wakatobi dengan cita rasa yang baik. Beberapa jenis kuliner khas yang diolah dari pangan lokal Wakatobi antara lain Kasuami, Jojolo Jagung, Parende Ikan Kakap Merah, serta Ikan Bakar Haloa Sira.
Melalui pelatihan ini, peserta tidak hanya memasak menu khas yang sudah ada namun juga belajar mengkreasikan bahan yang ada menjadi kuliner baru yang inovatif. Beberapa di antaranya adalah gulai kepala ikan, ayam pecundang, puding jojolo jagung. Tak ketinggalan olahan minuman dingin yang dibuat dengan menggunakan 100% air kelapa muda ditambah dengan aneka buah lokal yang ada di Wakatobi untuk menambah cita rasa. Menu hasil kreasi peserta pelatihan ini nantinya dapat dinikmati oleh pengunjung saat berlibur, sembari merasakan pengalaman wisata bahari di Wakatobi.
Setelah pelatihan ini, diharapkan akan ada upaya promosi yang lebih luas oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Kuliner lokal dapat dijadikan salah satu paket yang akan dikembangkan oleh komunitas wisata di Wakatobi untuk dinikmati oleh wisatawan. Tak hanya itu, wisatawan pun dapat ikut belajar memasak masakan khas Wakatobi.