MENDORONG KEMITRAAN RANTAI NILAI HIJAU: WWF-INDONESIA HADIR DI CHINA–ASEAN ENVIRONMENTAL COOPERATION FORUM 2025
Dalam rangka berpartisipasi aktif di rangkaian kegiatan China–ASEAN Environmental Cooperation Forum 2025, WWF-Indonesia melakukan kunjungan ke Tiongkok tepatnya Beijing dan Beihai. Kegiatan ini adalah salah satu upaya strategis untuk memperkuat diplomasi lingkungan dan mendorong transformasi perdagangan komoditas berkelanjutan, khususnya minyak sawit.
Memperkuat Sinergi CPOPC dan FECO

Salah satu momentum utama dari kunjungan ini adalah pertemuan antara Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dan Foreign Environmental Cooperation Office (FECO) Kementerian Ekologi dan Lingkungan Tiongkok . Pertemuan ini difasilitasi oleh WWF-Indonesia dan WWF China, dengan tujuan menjajaki kerja sama dalam membangun kemitraan rantai nilai hijau di kawasan industri kelapa sawit.
Dalam kunjungan ini, FECO menyampaikan komitmennya dalam mendukung transformasi minyak sawit berkelanjutan, mempromosikan investasi dan perdagangan hijau, serta memperkuat dialog dengan negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia. CPOPC, melalui Wakil Sekretaris Jenderal Musdhalifah Machmud, menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk mendorong sistem perdagangan yang bebas dari deforestasi dan konversi lahan (Deforestation and Conversion Free/DCF).WWF-Indonesia juga turut mendorong agar prinsip DCF menjadi bagian dari standar perdagangan kedua negara, sejalan dengan regulasi nasional seperti ISPO dan kebutuhan pasar global yang semakin menuntut transparansi dan keberlanjutan.
China–ASEAN Environmental Cooperation Forum: Platform Strategis untuk Diplomasi Lingkungan
China–ASEAN Environmental Cooperation Forum tahun ini mengangkat tema “Menciptakan Peluang Pembangunan Hijau dan Membangun Tanah Air yang Sejahtera dan Indah”. Forum ini dihadiri oleh pejabat tinggi dari Tiongkok dan negara-negara ASEAN, serta organisasi internasional, sektor swasta, dan lembaga penelitian.
Dalam pidatonya, Musdhalifah Machmud menyampaikan bahwa minyak sawit sebagai komoditas strategis memiliki peran penting dalam pembangunan hijau di kawasan tropis. Ia mengajak negara-negara ASEAN untuk menjadikan keberlanjutan sebagai fondasi kemakmuran dan mendorong transformasi perdagangan yang inklusif, rendah karbon, bebas deforestasi dan konversi.
Forum ini juga menjadi ajang diskusi berbagai inisiatif, termasuk Strategi dan Kerangka Aksi Kerja Sama Lingkungan China–ASEAN 2026–2030, yang bertujuan memperkuat tata kelola iklim dan pembangunan berkelanjutan di kawasan.
Sub-Forum: Kemitraan Rantai Nilai Hijau CAFTA 3.0

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan, WWF-Indonesia juga turut berpartisipasi dalam sub-forum bertajuk “ASEAN-China Green Value Chain Partnership under the version 3.0 CAFTA”. Forum ini membahas strategi integrasi rantai pasok hijau dari hulu ke hilir, serta pentingnya penyelarasan standar dan kebijakan antar negara.
Para pembicara menekankan bahwa transformasi rantai nilai hijau bukan hanya visi bersama, tetapi juga kebutuhan mendesak dalam menghadapi perubahan iklim global. WWF- Indonesia mendukung penuh inisiatif ini dan mendorong agar prinsip DCF menjadi bagian dari standar perdagangan internasional.
Kehadiran WWF Indonesia dalam Forum China–ASEAN 2025 menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong diplomasi lingkungan dan kerja sama regional. Melalui sinergi antara CPOPC, FECO, dan mitra ASEAN, WWF berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun masa depan yang hijau, inklusif, dan tangguh.