LEBIH DARI 100 INDIVIDU GAJAH SUMATERA MATI DI RIAU
Riau, Sumatera, 4 Juni 2013. Data WWF-Indonesia menunjukkan bahwa sudah lebih dari 100 individu Gajah Sumatera (Elephas maximus) ditemukan mati di wilayah Riau, Sumatera, sejak 2004. Selama tahun 2012 lalu saja, di Riau ditemukan 15 individu gajah mati.
Angka ini ternyata terus bertambah. Pada 31 Mei 2013 Tim Pemasangan GPS Collar WWF-Indonesia menemukan lagi dua Gajah Sumatera mati di kawasan Tesso Nilo. Temuan dua ekor bangkai gajah tersebut, masing-masing seekor jantan dewasa di lahan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Sektor Ukui yang tumpang-tindih dengan Taman Nasional Tesso Nilo, dan seekor betina dewasa ditemukan di dalam batas wilayah Taman Nasional Tesso Nilo. Tim menduga gajah tersebut mati tak wajar akibat racun, dan kematian diperkirakan sudah terjadi sejak 3-4 hari sebelum ditemukan. Balai Taman Nasional Tesso Nilo mengamankan gading dari bangkai gajah jantan yang ditemukan tersebut.
Sebelumnya, pada 6 Mei 2013 tim monitoring WWF-Indonesia menemukan satu bangkai gajah jantan dengan gading yang telah hilang di kawasan hutan Tesso Nilo, tepatnya di lahan konsesi HTI RAPP Sektor Baserah. Hasil otopsi menemukan plastik bungkus deterjen di dalam usus yang diduga dicampur racun.
Meskipun instansi terkait (termasuk Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau dan Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan) telah menurunkan Tim otopsi untuk menindaklanjuti laporan kematian gajah yang disampaikan oleh WWF, namun belum ada tindak lanjut nyata terhadap kematian satwa langka tersebut.
""Seharusnya setiap temuan kematian secara tak wajar satwa dilindungi segera direspon aparat pemerintah dengan berbagai upaya seperti penyelidikan dan penyidikan. Setiap kematian spesies kunci ini artinya kita kehilangan besar aset negara, terlebih gajah sumatera merupakan jenis yang telah dalam kondisi kritis,"" ujar Sunarto, ahli spesies WWF-Indonesia
Atas lambatnya respon pemerintah ini, WWF-Indonesia meminta Kementerian Kehutanan untuk segera merealisasikan janji penegakan hukum terhadap kematian gajah, khususnya di Riau seperti yang pernah disampaikan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan beberapa kali, termasuk ketika berkunjung ke Taman Nasional Tesso Nilo pada 8 Februari, 2013.
Dalam berbagai kesempatan, Menhut mengatakan akan serius melakukan penegakan hukum terhadap kematian gajah dan akan segera membuat sayembara dan memberi hadiah bagi mereka yang melaporkan pelaku pembunuhan gajah.
“Besarnya angka gajah mati sejak 2004 ini membuktikan bahwa belum ada tindakan dari pihak pemerintah untuk menangani kasus sehingga menimbulkan efek jera dan mencegah terjadinya kematian gajah lainnya dikemudian hari,” ujar Anwar Purwoto, Direktur Hutan, Spesies Terestrial dan Air Tawar WWF-Indonesia. “Perlu ada tindakan serius dan nyata di lapangan sehingga kematian gajah dapat dikurangi dan dihindari,"" lanjut Anwar.
Untuk Pulau Sumatera, kondisi mamalia besar tersebut pun sama buruknya. Sedikitnya total gajah mati yang terdata mencapai 29 ekor pada 2012, yang mencakup temuan di Riau, Aceh, dan Lampung.
Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sedikitnya terdapat 14 kematian gajah yang terdata pada 2012 mencakup Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen.
Kajian WWF-Indonesia menunjukkan bahwa populasi Gajah Sumatera kian hari makin memprihatinkan. Dalam 25 tahun, Gajah Sumatera telah kehilangan sekitar 70% habitatnya, serta populasinya menyusut hingga lebih dari separuh. Estimasi populasi pada 2007 adalah antara 2400-2800 individu, namun kini diperkirakan telah menurun jauh dari angka tersebut karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Sunarto, Koordinator Konservasi Gajah dan Harimau WWF-Indonesia,
Email: sunarto@wwf.or.id, Hp: +628119950521
Syamsidar, Manajer Komunikasi WWF-Indonesia Program Riau,
Email: syamsidar@wwf.or.id, HP: +628126896095
Diah Sulistiowati, Koordinator Komunikasi Program Kehutanan WWF-Indonesia,
Email: dsulistiowati@wwf.or.id, HP: +628111004397
Catatan Untuk Editor:
Foto-foto dan peta terkait dapat diunduh pada tautan berikut ini dengan mencantumkan copyright ©WWF-Indonesia
https://www.dropbox.com/s/s2um1zjf97l5okw/Foto%26Peta.rar
Tentang WWF-Indonesia
WWF-Indonesia merupakan organisasi konservasi alam terbesar di Indonesia dan memulai kegiatannya sejak 1962. Telah berbadan hukum Yayasan sejak tahun 1998, saat ini WWF-Indonesia bekerja di 28 kantor wilayah dari Aceh hingga Papua dan didukung oleh lebih dari 400 karyawan. Sejak 2006, WWF Indonesia mendapatkan dukungan lebih dari 54.000 suporter yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Kunjungi kami di www.wwf.or.id