LA GANE: BUMI YANG MEMANAS
Saya menjadi petani rumput laut sejak tahun 1996. Sebelumnya saya nelayan dengan perahu layar, menangkap ikan dan juga menjadi pedagang antarpulau. Namun kemudian, kapal saya rusak dan saya lihat ayah saya yang saat itu menanam rumput laut ternyata hasilnya lumayan. Jadilah saya beralih ke rumput laut.
Dari tahun ke tahun, jumlah panen saya menurun. Jika dulu, sekitar lima tahun yang lalu, panen saya bisa mencapai 500-700 kg, sekarang hanya separuhnya. Terjadi penurunan bertahap dari tahun ke tahun. Penurunan panen ini utamanya disebabkan karena adanya penyakit pada rumput laut, yang menyebabkan rumput laut menjadi memutih, seperti bubur atau berlumut.
Selain penurunan jumlah hasil panen, juga jangka waktu panen menjadi semakin lama. Jika lima hingga enam tahun yang lalu, rumput laut umur 25 hari sudah bisa dipanen, sekarang harus menunggu 2-3 bulan.
Perubahan-perubahan ini menyebabkan berkurangnya pendapatan. Harga pasar saat ini berkisar sekitar 7 ribu rupiah per kilogram.
Saya tidak tahu dengan pasti apa penyebab timbulnya penyakit-penyakit ini. Namun dugaan saya, terutama disebabkan oleh penggunaan bius di area sekitar penanaman rumput laut. Ketika angin datang, maka bius akan dibawa oleh arus melewati daerah penanaman rumput laut. Selain bius, musim yang tidak teratur juga mungkin menjadi penyebabnya.
Penurunan hasil panen tidak hanya dirasakan oleh saya. Tetangga saya, Ibu Rusnani, umur 34 tahun, yang juga menanam rumput laut, juga mengalami hal yang sama. Menurut Ibu Rusnani, penyakit lumut atau putihnya rumput laut mungkin disebabkan karena terkena panas sinar matahari yang berlebihan.
Pada musim angin kencang, hasil rumput laut menjadi baik. Sementara jika musim teduh, rumput laut menjadi hangus. Sekarang, musim tidak lagi menentu. Tahun ini, sudah masuk November, namun hujan belum juga turun. Biasanya bulan Oktober-November sudah mulai musim hujan.
Jika hujan datang, maka musim tanam pun dimulai. Saya juga berladang jagung, ubi kayu, kopra, dan lain-lain. Saya biasa mulai menanam jagung di bulan November, tapi tahun ini karena hujan belum turun juga, saya belum mulai menanam jagung.
Hasil ladang juga menurun. Ketika saya masih kecil, ubi kayu tidak perlu dirawat, hasilnya sudah bagus. Sekarang ubi kayu harus dirawat dengan baik agar ada hasilnya. Mungkin ini karena perubahan musim. Mungkin juga karena panas. Saya dengar di TV bahwa bumi menjadi lebih panas.
Saya pribadi merasakan suhu udara menjadi lebih panas. Dulu, saya biasa tidur menggunakan selimut karena udara dingin di malam hari. Sekarang tidak lagi. Bahkan beberapa hari yang lalu saya tidur bertelanjang dada beralaskan handuk karena udara sangat panas.
Saya tinggal di dekat pantai, kira-kira 60 meter jarak antara belakang rumah saya dan garis pantai. Dua tahun yang lalu terjadi air pasang tinggi hingga menggenangi kolong rumah saya, bahkan sampai ke jalan di depan rumah. Terjadi kenaikan sekitar 5 cm dari sebelumnya. Padahal, dahulu tidak pernah terjadi. Hasil panen rumput laut saya yang disimpan di kolong rumah pun menjadi rusak karena terendam air. Saya tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi.