KONFERENSI INTERNASIONAL KELAPA SAWIT DAN LINGKUNGAN KELIMA (ICOPE) 2016
"
Nusa Dua-Bali, 17 Maret 2016 – Perhelatan di hari kedua pada penyelenggaraan Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan, atau International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) kelima tahun ini, menyoroti praktik tebang dan bakar, restorasi lahan gambut, jejak gas rumah kaca dan remediasi dalam kaitannya dengan tema utama konferensi: “Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Perubahan Iklim : Jalan Ke Depan Melalui Mitigasi dan Adaptasi ”.
WWF Indonesia mengingatkan semua pemangku kepentingan atas bencana kabut asap yang terjadi tahun lalu di hampir seluruh Sumatera dan Kalimantan. Meskipun dampaknya juga diperburuk oleh El Nino yang berkepanjangan, namun bencana ini dipersepsikan banyak pihak terkait dengan oknum industri kelapa sawit yang tidak bertanggung jawab. Banyak laporan mengungkapkan bahwa kabut asap juga menyebabkan kekhawatiran atas masalah kesehatan dan mempengaruhi kehidupan juga mata pencaharian ribuan orang dari wilayah yang terkena dampak asap. WWF memberi perhatian serius, bahwa langkah-langkah pencegahan atas kebakaran lahan dan hutan perlu ditempuh terus-menerus, khususnya yang terjadi di lahan gambut. Mengingat bahwa ketika lahan gambut terbakar, dibersihkan, dan dikeringkan, sejumlah besar karbon akan terlepas ke atmosfer.
World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia menghimbau semua pihak terkait untuk memberikan tindakan yang lebih serius tentang upaya melindungi lahan gambut, dengan meninjau kebijakan pembangunan di aspek-aspek utama yang terkait. Langkah-langkah pencegahan ini perlu diambil terus menerus untuk mengurangi potensi kebakaran lahan dan hutan pada tahun ini dan di masa yang akan datang. Dr. Efransjah, CEO WWF Indonesia mengatakan, “Industri kelapa sawit harus menyadari perlunya mengintegrasi sistem peringatan dini untuk mencegah terulangnya bencana kabut asap tahun lalu, serta meyakinkan bahwa keterlibatan penduduk setempat adalah sebuah keharusan yang bermanfaat.”
Dalam menanggapi kebutuhan mitigasi perubahan iklim, WWF juga mengapresiasi tindakan-tindakan yang telah diambil Pemerintah Indonesia, salah satunya melalui pembentukan Badan Restorasi Gambut. Badan ini diharapkan untuk memimpin dan mendorong strategi intervensi inovatif dalam menghadapi tantangan pelik antara lahan gambut dan rantai industri kelapa sawit. “Kita harus mengakhiri pengulangan atas kelalaian kolektif dan permainan saling menyalahkan ketika terjadinya kabut asap, kita berbagi risiko dan tanggung jawab yang sama, mulai dari tingkat pencegahan,” ujar Irwan Gunawan, Deputy Director Market Transformation WWF Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa remediasi bukan hanya sekedar teori perubahan di atas kertas, akan tetapi harus dapat dilaksanakan di lapangan.
WWF Indonesia, secara khusus berharap agar semua peserta ICOPE kelima tahun ini, dapat menjadikan konferensi dua tahunan ini sebagai kesempatan berharga bagi para pemain utama di bisnis sawit untuk bertukar pikiran di tengah-tengah masih belum membaiknya pasar sawit global. WWF Indonesia meyakini bahwa sustainability (keberlanjutan) akan tetap menjadi keunggulan komparatif bagi yang melaksanakannya sebagai belanja modal untuk ketahanan ekonomi dalam jangka panjang.
Informasi lebih lanjut, silahkan mengubungi:
- Irwan Gunawan, Deputy Director Market Transformation.
email: igunawan@wwf.id
mobile: +628128748535
- Dewi Satriani, Campaign and Public Mobilization Manager
email: dsatriani@wwf.id
mobile: +62811910970