KM. GURANO BINTANG, CAHAYA HARAPAN BAGI MASYARAKAT PAPUA
Oleh: Ciptanti Putri
Inilah Kapal Motor Gurano Bintang. Nama kapal kayu bermotor dengan bobot mati 34 ton, panjang 23 meter, dan lebar 5,3 meter berkecepatan 8 knot ini sesuai nama yang diberikan oleh masyarakat Papua untuk spesies Hiu Paus (Whale Shark). Sesuai pula dengan karakter dari ikan terbesar di dunia yang sering terlihat melintas di perairan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) Papua tersebut, KM. Gurano Bintang dikenal ‘ramah’ dan memberi inspirasi serta cahaya harapan bagi masyarakat Papua. Kapal yang diresmikan oleh Bupati Kabupaten Teluk Wondama pada 17 Februari 2012 ini secara rutin menandangi desa-desa di sekitar TNTC untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan mengenai konservasi lingkungan laut serta fasilitas-fasilitas kesehatan sederhana dan tambahan gizi kepada anak-anak usia sekolah.
Pada awalnya Kapal Motor Gurano Bintang bertugas di wilayah perairan Alor dengan nama Kapal Motor Kotekelema. ‘Kotekelema’ merupakan Bahasa Suku Lamalera yang berarti Paus Sperma (Sperm Whale). Misi utama KM. Kotekelema yakni memberikan materi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) serta mengajak anak-anak usia sekolah untuk mengenal lebih baik mengenai konservasi lingkungan laut di atas kapal tersebut. Untuk mendukung kegiatan serta menarik minat anak-anak, kapal ini dilengkapi dengan perpustakaan, alat-alat multimedia, dan lambungnya dihias dengan gambar-gambar hasil kreativitas pemenang lomba gambar anak-anak saat peresmian kapal pada 20 April 2007.
Kapal ini lantas berpindah tugas pada Oktober 2011, melayani kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) dengan lokasi base di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama. Setelah WWF-Indonesia terlibat dalam pengelolaan dan operasionalnya, nama kapal diubah menjadi Kapal Motor Gurano Bintang (KM. Gurano Bintang). WWF-Indonesia menyediakan materi-materi pengetahuan dan pendidikan konservasi lingkungan—terutama lingkungan laut—yang diberikan di atas kapal ini, yang diharapkan dapat memberi penyadaran kepada masyarakat sekitar atas pentingnya menjaga kelestarian kekayaan hayati di wilayah mereka. Selain itu, sebagai upaya membentuk generasi baru yang memahami arti penting menjaga keseimbangan alam dan tergerak secara sukarela dalam menjaganya, serta memiliki etika yang mempertimbangkan kelestarian alam dalam bekerja, berusaha, atau berbisnis. Upaya ini disambut baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Wondama serta Balai TNTC sehingga tercipta sinergi tiga pihak yang produktif.
Program diawali kunjungan tim Pendidikan Lingkungan Hidup KM. Gurano Bintang ke sebuah desa. Mereka memberi pemanasan sebelum anak-anak usia sekolah dibawa dengan speedboat ke atas KM. Gurano Bintang. Di sana, anak-anak dibawa berkeliling kapal, mengenal bagian-bagian kapal dan Anak Buah Kapal (ABK) yang bertugas. Selanjutnya, anak-anak diputarkan film mengenai konservasi lingkungan laut, dijelaskan berbagai pengetahuan alam dan cara-cara menjaga kelestariannya, berdiskusi, bermain, lalu ditutup dengan pemberian tambahan makanan bergizi. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan sederhana.
Sampai saat ini kegiatan KM. Gurano Bintang sudah berlangsung selama tiga tahun di 17 desa di sekitar perairan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Anak-anak usia sekolah yang sudah pernah dikunjungi tim Pendidikan Lingkungan Hidup serta naik dan belajar di KM. Gurano Bintang kian antusias menanti dan mengikuti program-program pendidikan di atas kapal tersebut. Masyarakat pun merasa mendapat manfaat nyata, terutama karena keterbatasan kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan pendidikan hingga ke daerah-daerah pedalaman, seperti daerah mereka.
“Kami berharap Kapal Gurano Bintang dapat tetap secara rutin mengunjungi kampung-kampung di Teluk Cenderawasih untuk membagikan pengetahuan yang tidak didapatkan di sekolah, seperti pengetahuan tentang kehidupan laut dan berbagai pengetahuan tentang bagaimana menjaga laut agar dapat terus menyediakan sumber makanan bagi masyarakat di kampung-kampung,” ungkap Lenora Rumawi, Kepala Sekolah Dasar YPK Ora Et Labora Kampung Yaur. Sebagai kepala sekolah dasar dengan jumlah murid sebanyak 148 anak, Ibu Lenora mengepalai 16 guru yang terdiri dari 6 guru berstatus pegawai negeri sipil dan 10 tenaga honorer lainnya. Ironisnya, frekuensi kehadiran guru-guru di kampung untuk mengajar sangat rendah. Kondisi pelayanan kesehatan pun tidak memadai. Puskesmas yang sesungguhnya ada di tiap kampung, kekurangan tenaga medis. Persediaan obat-obatan pun sering habis dan lama baru tersedia kembali di puskesmas kampung.
Andris Rojoko, aparat di Distrik Yeretuar, menyatakan kebanggaan dan rasa terima kasih atas kesempatan desanya dikunjungi KM. Gurano Bintang. “Kedatangan tim KM. Gurano Bintang membuka pemahaman siswa SD dan SMP serta masyarakat pesisir pantai yang belum mengenal kawasan alam sekitar kami di dalam Teluk Umar.” Andris berharap KM. Gurano Bintang tidak hanya sekali berkunjung tetapi untuk seterusnya dibuatkan jadwal rutin. “Kami masyarakat akan bantu menjaga keamanan kita bersama,” pungkasnya.
Nada serupa diutarakan Frans Marani, seorang pejuang konservasi dari Kampung Goni. Bapak dari empat orang anak ini memiliki wawasan dan berpandangan jauh tentang pentingnya konservasi sumber daya alam di daerahnya. Ia berharap KM. Gurano Bintang lebih sering berkeliling dan berkunjung ke desa-desa.
“Lebih seringlah mengunjungi kampung-kampung dan melakukan monitoring secara berkala untuk mencegah illegal fishing, seperti penggunaan pukat harimau dan pencarian teripang dengan menggunakan kompresor,” tutur Frans yang memimpikan salah satu anaknya kelak akan bekerja bersama WWF atau menjadi petugas pemerintah di Direktorat Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam di Departemen Kehutanan.
WWF-Indonesia hingga saat ini masih terus berupaya untuk mengkampanyekan pelestarian alam dan edukasi akan gaya hidup hijau secara berkesinambungan kepada masyarakat luas. Hal ini tidak dapat terwujud tanpa partisipasi dan bantuan dari Anda. Untuk mendukung program-program konservasi WWF, silakan berkunjung ke www.wwf.or.id/donate, untuk memulai satu langkah perubahan dalam mewujudkan Bumi yang lebih baik.
Support Environmental Education Program for Children in Teluk Cenderawasih National Park, Papua by sending Donation Text: WWF5<space>BINTANG#NAME Please send to 9600 for IDR. 5.000,- donation (apply for Telkomsel, Indosat and XL)