BELAJAR TENTANG KUALITAS AIR DI LABORATORIUM EDUKASI AIR BUMI PANDA
Oleh: Sani Firmansyah dan Natalia T. Agnika
Laboratorium Edukasi Air di Bumi Panda yang diresmikan pada Selasa (22/03) silam telah menarik minat publik untuk mengetahui kualitas air yang ada di lingkungan sekitar mereka. Salah satu contohnya adalah para siswa dari Sekolah Kuntum Cemerlang Bandung yang mengunjungi Bumi Panda pada Selasa (05/04) yang lalu.
Secara berkelompok, mereka melakukan pengujian air di Laboratorium Edukasi Air didampingi tim dari Bumi Panda. Layaknya ilmuwan cilik, mereka mengenakan jas lab dan topi sambil memeriksa contoh air yang telah disediakan dengan menggunakan gelas ukur dan kertas lakmus. Tim dari Bumi Panda menyediakan tiga contoh air, yaitu air jeruk, air tawar, dan air sabun yang mewakili tingkat keasaman asam, netral, dan basa. Masing-masing air diuji dengan kartas lakmus dan menghasilkan warna yang berbeda pada kertas lakmus tersebut. “Wah, ternyata air jeruk warna (kertas lakmus)-nya merah!” seru Gita, salah seorang siswa. Para pendamping dari Bumi Panda kemudian menjelaskan perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus terkait dengan tingkat keasaman pada masing-masing sampel air yang disediakan, yaitu air jeruk yang bersifat asam, air sabun yang bersifat basa, dan air tawar yang bersifat netral. Mereka pun mendapat pengetahuan bahwa air yang layak dikonsumsi adalah air yang bersifat netral.
Setelah menguji tingkat keasaman air, para siswa kemudian melakukan uji mikroba untuk mengetahui bakteri yang terdapat di air. Sampel air yang mereka uji adalah air keran. Ketika diperiksa melalui mikroskop, terlihat banyak mikroba yang hidup di air. “Kak, bakterinya mirip dengan laba-laba!” Adrian, siswa Sekolah Kuntum Cemerlang terkejut melihat temuannya. Sani Firmansyah dari Bumi Panda kemudian menjelaskan pentingnya memasak air terlebih dahulu sebelum diminum supaya bakteri yang ada di air mati.
Selain mendapat edukasi tentang air, 48 siswa Sekolah Kuntum Cemerlang tersebut juga diperkenalkan pada enam satwa yang menjadi fokus kerja konservasi WWF-Indonesia, yaitu badak Jawa, gajah Sumatera, harimau Sumatera, orangutan, penyu, dan hius paus. Dengan hikmat mereka memperhatikan penjelasan bahwa saat ini populasi satwa-satwa tersebut makin terancam karena maraknya perburuan, makin berkurangnya tempat tinggal mereka, serta perubahan iklim. Mereka juga berkesempatan menonton film tentang Hiu Paus dan bermain engklek bertema penyu.
“Kami berharap dengan kunjungan siswa-siswi kami ke Bumi Panda ini dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap alam yang saat ini kondisinya sudah mulai rusak. Selain itu, semoga mereka dapat memulai untuk berhemat dalam menggunakan air. Kami sangat berterima kasih karena dengan cara-cara yang menarik dan menyenangkan seperti permainan yang mereka lakukan, kami yakin transfer ilmu dan informasi kepada anak-anak akan lebih mudah tersampaikan,” komentar Ibu Asri salah satu guru pendamping Sekolah Kuntum Cemerlang tentang kunjungan ke Bumi Panda.
Laboratorium Air di Bumi Panda yang terletak di Jl. Geusan Ulun No. 3 Dago, Bandung ini dapat dikunjungi pada Selasa-Minggu tanpa dipungut biaya.