KEMAMPUAN NELAYAN DI LAUT PERLU DIPERKUAT
KARAWANG, KOMPAS -Pemerintah sebaiknya memperkuat kemampuan nelayan agar mereka tetap bisa melaut dan meningkatkan hasil tangkapan, sekaligus mengantisipasi pencurian ikan oleh kapal-kapal besar.
Upaya mengarahkan nelayan untuk beralih profesi ke perikanan budidaya dinilai tidak mudah dan tidak efektif untuk membantu nelayan mengantisipasi kesulitan melaut akibat cuaca ekstrem perairan.
Demikian rangkuman pendapat yang disampaikan oleh Ketua Departemen Budidaya Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSD Muhamad Husen di Karawang dan pengurus Serikat Nelayan Tradisional Muara Angke, Azis, di Jakarta, Rabu (21/7).
Sering gagal
Husen mengatakan, upaya mengajak nelayan beralih ke budidaya telah beberapa kali dicoba, tetapi sering kali gagal. Sebab, nelayan sulit mengubah kebiasaan, menerapkan teknik budidaya, dan mengelola kelangsungan usaha.
""Tidak mudah mengubah budaya tangkap ke budidaya karena keduanya sangat berbeda. Namun, upaya mengarahkan nelayan ke budidaya tetap dapat ditempuh untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Syaratnya, harus didukung dengan strategi program, dan pelaksana yang baik,"" ujarnya.
Dia mencontohkan nelayan Jawa Barat bagian selatan yang mencoba membudidayakan ikan di jaring apung di muara-muara sungai Mereka akhirnya kembali ke but dan meninggalkan budidaya dengan jaring apung karena gagal mengelola usaha.
Menurut Husen, dengan teknologi alat tangkap, dan kapal yang lebih baik, kemampuan nelayan dalam melaut akan lebih baik. .Area tangkapan mereka juga akan lebih luas sehingga potensi hasil tangkapan lebih banyak dan kemampuan untuk menghadapi kondisi cuaca kbih baik.
Keterampilan dan modal
Sementara itu. upaya peng-alihan ke perikanan budidaya dinilai tidak efektif untuk membantu nelayan mengantisipasi kesulitan melaut akibat cuaca ekstrem perairan karena minimnya keterampilan dan modal usaha nelayan.
Azis mengemukakan, upaya pengalihan nelayan ke perikanan budidaya jelas membutuhkan permodalan. Sedangkan hingga kini nelayan selalu terganjal akses untuk mendapatkan modal usaha.
Selain itu, tidak mudah beralih ke perikanan budidaya karena nelayan kecil belum memiliki keterampilan. Adapun faktor kondisi perairan juga menjadi penentu keberhasilan budidaya.
""Jangan sampai usaha budidaya justru menimbulkan risiko kegagalan yang lebih besar. Untuk itu dibutuhkan penyuluhan keterampilan dan kondisi perairan yang memadai,"" ujarnya.
Azis menambahkan, nelayan kecil lebih membutuhkan dukungan sarana dan prasarana melaut, seperti suplai Sahan bakar minyak bersubsidi dan peralatan teknologi, seperti alat pendeteksi ikan, misalnya alat penentu lokasi global positioning system (GPS) guna memudahkan pencarian ikan di tengah kondisi cuaca buruk.
Tidak berhenti
Ketua Komisi IV DPR Achmad Muqowam mengemukakan, negara-negara produsen perikanan saat ini juga menghadapi dampak perubahan iklim serupa, tetapi kegiatan perikanan tangkap tidak berhenti karena dukungan armada mereka kuat
Oleh karena itu, penanganan terhadap nelayan jangan sampai memukul daya saing. Upaya paling efektif untuk menolong nelayan menghadapi dampak cuaca ekstrem adalah dengan bantuan fasilitas, infrastruktur, sarana, dan prasarana perikanan.
""Upaya mengalihkan nelayan ke perikanan budidaya sudah pasti akan mengurangi aktivitas penangkapan sehingga justru memicu maraknya pencurian ikan oleh kapal asing di laut lepas,"" ujarnya. (MKN UCD