KEHADIRAN TIGA ANAK BADAK, HARAPAN BARU BADAK JAWA
Sebuah pemandangan membahagiakan dari Badak Jawa tertangkap melalui kamera jebak di Taman Nasional Ujung Kulon. Tiga anak badak terekam kamera jebak berada di tiga wilayah berbeda antara kurun waktu April – Juli 2015. Sementara itu Juli 2015 lalu, Otoritas Taman Nasional Ujung Kulon mengumumkan survey jumlah populasi terakhir yang menyebutkan 57 individu Badak Jawa berada di wilayah Taman Nasional.
Ketiga anak badak ini diketahui dua jantan dan satu betina, dan lahir dari induk bernama Siti, Ratu dan Desy. Ketiganya tertangkap kamera jebak di tiga wilayah terpisah, yakni di Barat, Timur dan Selatan Semenanjung Ujung Kulon.
Kehadiran tiga anak badak ini merupakan salah satu indikator bahwa lingkungan di Taman Nasional masih memadai untuk mendukung kestabilan populasi badak. Namun, invasi langkap telah mengambil alih sekitar 60% wilayah habitat dan meminggirkan populasi Badak Jawa di Semenanjung menjadi terkotak-kotak dan terisolasi menjadi tiga kantung. Adanya okupansi masif langkap dan kelahiran anak badak membuat semakin pentingnya pembangunan koridor antara ketiga kantung dan tindakan lain untuk mengontrol perkembangbiakan langkap, untuk membantu mobilitas populasi badak yang sehat.
WWF Indonesia telah berperan aktif dalam program konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon sejak tahun 1962. Pemantauan populasi Badak Jawa dengan kamera jebak adalah dukungan terbesar WWF Indonesia. Saat ini lebih dari 90 kamera jebak dipasang dan beroperasi di Taman Nasional. WWF Indonesia juga bekerja dengan mitra seperti Yayasan Badak Indonesia (YABI) dalam mengintensifkan patroli untuk memperkuat pengamanan populasi di Taman Nasional. WWF Indonesia, Taman Nasional dan masyarakat lokal juga mengupayakan peningkatan kualitas badak Jawa dengan menanami 50 hektar tanah untuk pengayaan tanaman pakan badak di habitat.
Saat ini, WWF Indonesia secara intens bekerja sama dengan Taman Nasional dan LSM lain untuk mengidentifikasi habitat paling tepat sebagai rumah kedua bagi Badak Jawa. Hal ini kritikal untuk menjaga kestabilan populasi Badak Jawa di dunia, sebagai upaya antisipasi dari risiko bencana alam, penyakit endemik dan penyebaran spesies agresif yang membahayakan.
Untuk informasi lebih lanjut:
Anwar Purwoto, Director Sumatra & Borneo WWF Indonesia, apurwoto@wwf.or.id
Yuyun Kurniawan, Project Leader Ujung Kulon WWF Indonesia, ykurniawan@wwf.or.id