GURANO BINTANG, INSPIRASI DI TELUK CENDRAWASIH
Oleh Priska Raharjo
Jakarta (17/03)-17 Februari 2012 merupakan hari bersejarah bagi WWF-Indonesia, karena pada tanggal tersebut, sebuah perjanjian kerjasama antara Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan WWF-Indonesia ditandatangani. Salah satu kesepakatan yang diangkat dalam perjanjian ini adalah kegiatan pendidikan lingkungan hidup dan penyuluhan kesehatan. Termasuk di dalamnya, peran sebuah kapal motor bernama Gurano Bintang diumumkan.
Gurano Bintang merupakan kapal phinisi milik WWF-Indnesia bertonase 34 ton yang sebelumnya beroperasi di kawasan Alor dengan nama KM Koteklema. Nama Gurano Bintang sendiri diadopsi dari nama lokal untuk spesies hiu paus (Rhincodon typhus), ikan raksasa yang menjadi daya tarik wisata di kawasan tersebut. Sama seperti sebelumnya, kapal ini menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan dan penyuluhan kesehatan. KM Gurano juga berperan sebagai perpustakaan keliling yang menyediakan beragam buku pendidikan lingkungan. Dengan cakupan area di sekitar Teluk Cenderawasih, program pendidikan ini menyasar kelompok anak usia Sekolah Dasar, siswa-siswi SMP yang terpilih dalam program beasiswa dan murid Taman Kanak-Kanak melalui kader lokal yang terlatih.
Program ini mengambil 7 kampung percontohan yaitu Isenebuay, Yomber, Yende, Syabes, Yomakan, Kwatisore dan Goni. Mengingat jarak dan akses antara ketujuh kampung ini sulit dicapai melalui jalan darat, keberadaan KM Gurano Bintang menjadi titik terang untuk merangkul ketujuh kampung itu.
Selain buku-buku pendidikan, KM Gurano Bintang juga dilengkapi dengan perangkat audio, TV serta video player yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan lingkungan melalui film pendek dan produk komunikasi kreatif lainnya. Berbagai perlengkapan untuk belajar dan bermain juga disediakan, sehingga anak-anak dapat melakukan aktivitas yang beragam di atas kapal.
Selain untuk pendidikan, kapal kayu ini juga akan dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan keluarga bagi masyarakat yang tersebar di sejumlah pulau di kawasan Teluk Cenderawasih.
“Kapal gurano bintang dilengkapi dengan modul pendidikan lingkungan hidup, sejauh ini kami sudah memiliki modul untuk habitat bakau, lamun, terumbu karang dan hutan. Kedepannya, kami akan tambahkan modul-modul lain yang dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya tentang perikanan berkelanjutan dan ekowisata. WWF berterima kasih pada Pemkab Teluk Wondama yang akan melengkapi kapal ini dengan fasilitas kesehatan sekaligus tenaga medisnya, karena layanan kesehatan sangat penting dan masih sulit diakses oleh masyarakat di pelosok Taman Nasional Teluk Cenderawasih,” ungkap Direktur Region Sahul-Papua WWF-Indonesia Benja V. Mambai.
Pada saat tidak melakukan penyuluhan pendidikan dan kesehatan, KM Gurano Bintang dimanfaatkan oleh tim monitoring WWF-Indonesia untuk melacak pergerakan hiu paus, mengevaluasi ancaman-ancaman yang potensial dan mengembangkan ekowisata.
Dalam program pengembangan pertama ini, Gurano Bintang direncanakan berlayar di area Teluk Cendrawasih sampai dengan tahun 2014. WWF-Indonesia berharap inisiasi ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak dan diadopsi instansi lainnya untuk mengembangkan pendidikan lingkungan dan penyuluhan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia.