GLOBAL TIGER DAY 2019: PENDEKATAN SENI BUDAYA DAN UPAYA MENGEMBALIKAN HAK HIDUP HARIMAU SUMATRA
Bogor, 27 Juli 2019 – Dalam rangka memperingati Global Tiger Day yang jatuh pada 29 Juli 2019, bertempat di Gunung Pancar Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu 27 Juli 2019, WWF-Indonesia berkolaborasi dengan musisi Tuan Tigabelas, rapper muda asal Sumatera menggelar “Concert-vation: Concert and Conservation”. Kegiatan ini merupakan perpaduan apik antara kegiatan seni budaya berupa konser, peluncuran album, dan lagu yang mengisahkan nasib harimau dengan kegiatan edukasi berupa diskusi konservasi. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama agar semua lapisan masyarakat dapat berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam menyukseskan berbagai inisiatif konservasi Harimau Sumatera.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah harimau terakhir Indonesia, setelah Harimau Bali pada dekade 40-an dan Harimau Jawa pada dekade 80-an dinyatakan punah. Harimau Sumatera tersebar dalam populasi-populasi kecil di dalam dan di luar kawasan konservasi. Namun, keberlangsungan hidup dan keberadaan mereka terus menghadapi kenyataan pahit berupa ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan hilangnya habitat tempat tinggal karena alih fungsi lahan ataupun disebabkan perubahan iklim. Badan dunia yang mengurusi konservasi alam, International Union for Conservation of Nature/IUCN, tahun 1996 menyatakan Harimau Sumatera ada dalam daftar merah akibat ancaman serius kepunahan di alam. Dokumen Strategi Rencana Aksi Konservasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tahun 2018, menyatakan populasi Harimau Sumatera hanya tersisa sekitar 600 ekor.
Sejak 2014, WWF-Indonesia terlibat aktif dalam inisiatif global untuk konservasi harimau bertajuk ‘Double the Tiger atau Tx2’ yaitu sebuah upaya untuk menggandakan populasi harimau di tahun 2022. Untuk mendorong tercapainya target Tx2, WWF-Indonesia dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau membentuk tim patroli untuk merespon cepat kegiatan yang berkaitan dengan ancaman langsung dan tidak langsung terhadap Harimau Sumatera dan satwa liar lainnya di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, Riau. Tim ini turut pula melakukan patroli, investigasi, dan penyadartahuan kepada masyarakat sekitar secara berkala.
Saat ini WWF-Indonesia juga tengah melakukan terobosan penelitian tentang Harimau Sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung dengan menempatkan 79 kamera tersembunyi untuk memperkirakan jumlah populasi, habitat dan distribusi untuk mengidentifikasi koridor satwa liar yang membutuhkan perlindungan. Bentuk keseriusan lainnya, WWF-Indonesia menjalankan kampanye “Stop Perdagangan Ilegal Satwa Liar Dilindungi” bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, pemerintah dan masyarakat untuk merespon dan memutus mata rantai kasus perburuan dan perdagangan ilegal satwa yang dilindungi.
Pentingnya peran dan fungsi harimau pada lingkaran kehidupan alam dan makhluk hidup tidak lagi menjadi hal yang perlu diperdebatkan. Tahun 2010, St. Petersburg Tiger Summit di Rusia mencanangkan Global Tiger Day yang jatuh setiap tanggal 29 Juli. Tujuan utama adanya Global Tiger Day adalah untuk meningkatkan kesadaran warga dunia bahwa harimau memiliki hak untuk hidup, mendapat perlindungan yang layak, serta memiliki ruang gerak berupa habitat tempat tinggal yang luas.
Selain intervensi yang dilakukan langsung pada kawasan konservasi harimau, WWF-Indonesia terus konsisten dalam menyuarakan pesan dan edukasi kepada setiap lapisan masyarakat tentang pentingnya nilai harimau bagi kehidupan manusia dan alam semesta. Pada kesempatan bincang terbuka di kegiatan Concert-vation, WWF-Indonesia menghadirkan narasumber Febri Anggriawan Widodo, Habitat and Connectivity Management Coordinator dan dua peneliti yang terlibat dalam program konservasi Harimau Sumatera.
“Di seluruh dunia, hanya ada 11 negara yang menjadi habitat asli harimau, Indonesia salah satunya. Harimau sudah lama menjadi ikon kebanggaan Indonesia. Sedihnya, 2 dari 3 spesies harimau di Indonesia sudah punah dan kini harimau yang tersisa pun berada dalam status kritis. Harapan terakhir ini harus dijaga dengan cara apa pun, termasuk pendekatan budaya,” kata Ade Swargo Mulyo, Direktur Partnership WWF-Indonesia.
“Karakter dan karisma harimau kerap dikaitkan dengan simbol kepemimpinan dan kekuatan sehingga tidak heran jika harimau menjadi logo lembaga, lambang organisasi hingga maskot kesebelasan sepak bola di Indonesia. Harimau kerap ada dalam karya seni seperti cerita, lagu, film dan lukisan. Itulah yang mendasari WWF-Indonesia mengangkat tagline ‘Harimau Sumatera Kebanggaan Indonesia’ dan memilih pendekatan seni budaya untuk mengangkat lagi kebanggaan publik Indonesia terhadap spesies ikonik nan karismatik ini. Mengambil khazanah seni budaya, peringatan Global Tiger Day tahun ini, WWF-Indonesia berkolaborasi dengan musisi Tuan Tigabelas yang telah lama menjadikan harimau sebagai sumber inspirasi. Kegelisahannya atas nasib harimau melahirkan album musik berjudul ‘Harimau Soematra’ dan lagu ‘Last Roar’. Sebagian hasil penjualan album ini didonasikan untuk membantu program konservasi Harimau Sumatera dan kita mengapresiasi kontribusi nyata musisi seperti ini,” lanjut Ade.
“Saya lelaki asal Sumatera. Saya sering memakai analogi harimau dalam lirik-lirik lagu saya. Dimulai dari upaya mengedukasi diri sendiri, membaca dan mencari tahu tentang harimau, termasuk dari WWF-Indonesia. Dari situlah saya mengetahui fakta-fakta tentang Harimau Sumatera yang ternyata sangat menyedihkan,” ujar Upi nama asli Tuan Tigabelas. “Dahulu manusia hidup selaras alam dan berbagi ruang berdampingan dengan harimau sehingga terjaga keseimbangan. Pesan ini harus terus didengungkan sehingga eksistensi Harimau Sumatera akan bertahan dari generasi ke generasi. Kita berkewajiban mengembalikan hak hidup dan perlindungan layak untuk Harimau Sumatera, untuk kepentingan umat manusia juga, baik generasi sekarang dan mendatang,” pungkas Tuan Tigabelas.
- SELESAI-
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Karina Lestiarsi, Media Relation Specialist | Email : klestiarsi@wwf.id | Telepon +62 852 181 616 83
Tentang WWF-Indonesia
WWF-Indonesia adalah organisasi nasional yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global WWF. Mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1962 dengan penelitian badak jawa di Ujung Kulon, WWF-Indonesia saat ini bergiat di 34 wilayah kerja lapangan di 17 provinsi mulai dari Aceh hingga Papua. Didukung oleh sekitar 500 staf, WWF-Indonesia bekerja sama bersama pemerintah, masyarakat lokal, swasta, LSM, masyarakat madani dan publik luas. Sejak 2006, WWF-Indonesia didukung oleh sekitar 100.000 suporter dalam negeri. Kunjungi www.wwf.id