GIAT GALAKKAN SIGNING BLUE DEMI PARIWISATA BAHARI BERTANGGUNG JAWAB
Oleh: Vinni Nurizky
Belasan tour operator dan travel agency berkumpul di hall lantai 2 Synthetis Residence Kemang sore 21 Juni 2016. Setelah mengisi daftar hadir, mereka mulai mengisi seluruh bangku yang disediakan. Tampak masing-masing dari mereka menggenggam selembar flyer bertuliskan Signing Blue lengkap dengan logo panda disisinya. Sebuah banner yang juga bertuliskan Signing Blue berwarna biru cerah dengan gambar laut dan pesisir yang dilihat dari atas berdiri tegak tepat di sebelah layar, menarik perhatian seluruh mata yang memandang. Mereka menghadiri kegiatan sosialisasi dan penandatanganan MOU Signing Blue, sebuah platform atas inisiasi WWF-Indonesia dalam rangka mewujudkan praktek dan pengelolaan ekowisata bahari yang bertanggung jawab di Indonesia.
Mengangkat slogan “Bringing Tourism to the Next Level”, WWF-Indonesia melahirkan gagasan Signing Blue sebagai wadah dalam memfasilitasi tersedianya pasar wisata bahari yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Seluruh anggota Signing Blue, baik agen wisata maupun perseorangan nantinya akan mendapatkan sertifikat khusus untuk bidang pariwisata, dan terverifikasi dalam penerapan bisnis berlandaskan lingkungan. Berprinsip pada lingkungan dan sosial, Signing Blue memastikan aktivitas pariwisata yang berlangsung dapat bertanggung jawab terhadap keanekaragaman hayati laut (Biodiversity & Ecological Footprint) serta bertanggung jawab terhadap masyarakat lokal dan budaya.
Selain sosialisasi, acara tersebut juga dijadikan sebagai event penandatanganan MOU bagi beberapa perusahaan dan penyedia jasa wisata yang ingin bergabung dengan Signing Blue. PT Wallacea Jaleseva Lestari, PT Garap Sukses Abadi, PT Samudera Eco Anugerah, dan PT. Samudera Ekowisata Indonesia adalah 4 perusahaan yang menandatangani MOU kerja sama dan bergabung menjadi anggota Signing Blue. Devy Suradji selaku Direktur Marketing dan Komunikasi WWF-Indonesia menandatangani MOU masing-masing perusahaan, berdampingan dengan pemilik perusahaan. Mereka berkomitmen menjadi agen bisnis ekowisata yang bertanggung jawab demi kelangsungan industri pariwisata bahari.
Signing Blue telah resmi diluncurkan sejak November tahun 2015. Dan hingga saat ini, tim Responsible Marine Tourism WWF-Indonesia sedang gencar melakukan sosialisasi ke seluruh penjuru Indonesia supaya informasi inisiasi ini tersebar merata dan dapat mendorong terciptanya kebijakan nasional yang mendukung penyedia jasa pariwisata bahari yang bertanggung jawab. Rencananya, rangkaian sosialisasi ini akan berlanjut ke Yogyakarta dan Surabaya. Acara ditutup sesaat sebelum saat azan magrib berkumandang, dan diakhiri dengan buka puasa bersama seluruh tamu undangan.
Indonesia sebagai pusat destinasi wisata bahari warga mancanegara
Wisata bahari dapat menjadi ancaman apabila seluruh pelaku dalam industri tersebut tidak mau bekerja sama dalam pelestarian lingkungan. Mulai dari pelancong, pemandu trip, penyedia jasa transportasi dan akomodasi, serta seluruh aspek yang memiliki peran dalam bisnis wisata bahari. Seperti yang udah diketahui bersama, Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang cukup besar, salah satunya keberadaan Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) sebagai pusat keanekaragaman hayati bahari dunia, yang meliputi laut dan pulau-pulau di Bali sampai Nusa Tenggara hingga ke Maluku Tenggara, serta Kupang kemudian ke utara meliputi sisi selatan dan timur Pulau Sulawesi.
Segitiga Terumbu Karang merupakan habitat penting bagi sumber daya perikanan serta memiliki peluang untuk pemanfaatan sekaligus kerentanan yang tinggi. Kawasan ini merupakan rumah bagi separuh dari seluruh spesies karang dan habitat bagi banyak spesies laut serta menjadi lokasi transit dari migrasi beberapa mamalia laut. Hal inilah yang menjadi daya tarik pariwisata bahari di Indonesia. Apabila tidak ditangani dengan perilaku bijak yang bertanggung jawab, akan tiba masanya seluruh kelestarian bahari nusantara mati dan habis akibat aktivitas wisata yang merugikan.