GAGAL DISELUNDUPKAN, 40 EKOR PENYU HIJAU DILEPAS DI PANTAI KUTA
Oleh : Dwi Suprapti (Marine Species Conservation Coordinator, WWF Indonesia)
Ditpolair Polda Bali kembali berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 45 ekor Penyu Hijau (Chelonia mydas) di perairan Tejakula, Singaraja, Kamis lalu (17/9). Sebelumnya, Ditpolair Bali juga telah menggagalkan penyelundupan 37 ekor Penyu Hijau di Perairan Ketewel, Gianyar, awal Juli 2015 silam.
Sejumlah 41 dari 45 ekor penyu yang diamankan sejak dini hari tersebut, langsung dibawa ke pantai Kuta untuk secepatnya dilepaskan kembali ke laut. Sayangnya, satu ekor diantaranya mati akibat luka terbuka pada bagian leher.
Selain dihadiri oleh Direktur Polair Bali, pelepasan penyu juga disaksikan oleh Kapolda Bali, jajaran Kepolisian, serta sejumlah instansi seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Pusat Pendidikan dan konservasi Penyu (TCEC) Serangan, Bali Sea Turtle Society (BSTS), WWF-Indonesia dan para turis di pantai kuta.
Sesaat setelah melakukan pelepasan Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto, menceritakan kronologi peristiwa. “Tim patroli Polair mendapat informasi penyelundupan Penyu Hijau yang mendasari terlacaknya kapal tanpa nama dan tak berawak yang mengapung di perairan pantai Tejakula. Tim patroli menemukan kapal yang mengangkut 45 ekor satwa langka jenis Penyu Hijau tersebut. Pelakunya ada 3 orang yang diduga berasal dari Madura, yang mana hingga saat ini masih dilakukan pengejaran.”, jelasnya.
Sebelum pelepasan, WWF-Indonesia sempat melakukan identifikasi dan pemeriksaan kesehatan terhadap penyu-penyu tersebut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 39 ekor Penyu Hijau yang dilepaskan berjenis kelamin betina dan hanya satu ekor yang berjenis kelamin jantan. Adapun rerata panjang lengkung karapas penyu-penyu tersebut adalah 61 cm dengan ukuran terpanjang yaitu 96,2 cm dan terkecil 42 cm.
Secara umum, hasil pemeriksaan kesehatan dan analisis yang dilakukan oleh WWF-Indonesia menunjukkan bahwa penyu-penyu tersebut dalam kondisi dehidrasi ringan hingga berat. Menjelang siang hari tanda-tanda dehidrasi semakin terlihat dengan munculnya gejala klinis prolapsus kloaka pada 4 ekor penyu betina. Sementara itu, seekor betina lain mengalami abrasi di bagian karapas mencapai ¾ bidang karapas. Seekor penyu juga mengalami tumor fibropapilomatosis multifocal di bagian mata kiri dan kanan, leher, dan sirip kiri depan. Selain itu, ditemukan adanya teritip (barnacles) di bagian karapas pada 2 ekor penyu lainnya, yang mana telah diambil tindakan berupa penonaktifan teritip agar tidak menjadi parasit bagi penyu. Setelah menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh, WWF-Indonesia menyimpulkan bahwa 40 ekor penyu dalam keadaan cukup sehat untuk dilepaskan. Beberapa penyu berukuran kecil relatif agresif dibandingkan penyu berukuran besar yang cenderung lambat bergerak.
WWF-Indonesia mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Ditpolair Bali dalam penggagalan updaya penyelundupan Penyu Hijau di Bali dan melepaskan penyu-penyu tersebut sesegera mungkin pasca pengamanan. Selamat kembali mengarungi samudera, penyu-penyuku!
Tips pelepasan penyu dewasa
Dalam mekanisme pelepasan penyu sebaiknya dipastikan terlebih dahulu apakah penyu dalam keadaan layak lepas atau sehat. Orang yang akan melepas penyu harus memastikan bahwa teknik penanganannya tepat dan tidak menyebabkan cedera bagi penyu maupun manusia yang akan melepasnya.
Berdasarkan pengamatan WWF-Indonesia dalam beberapa kegiatan pelepasan penyu dewasa, sering terlihat penyu diangkat pada kedua bagian sirip depan. Hal ini dapat menciptakan peluang cedera atau patah tulang. Selain itu, ada beberapa pula yang berusaha mengangkat tubuh penyu dan membiarkan sirip depan penyu mengepak bak seekor burung sehingga memungkinkan mencederai orang yang menangani penyu tersebut.
Dalam menangani penyu dewasa yang berukuran besar, usahakan jumlah orang yang mengangkatnya disesuaikan dengan kemampuan (minimal 3 orang):
- Satu orang pada posisi kiri dengan satu tangan memegang siku sirip depan agar tidak bergerak dan tangan lainnya mengangkat bagian tepi tubuh penyu;
- Sedangkan satu orang lainnya melakukan hal yang sama pada posisi sebelah kanan; dan
- Satu orang lagi membantu mengangkat penyu dari bagi belakang.