DUKUNGAN GLOBAL UNTUK BERANTAS PERDAGANGAN SATWA LIAR MENGUAT
Oleh : Diah R.Sulistiowati
London – Konferensi Tingkat Tinggi membahas upaya pemberantasan perdagangan satwa liar mulai berlangsung hari ini (12/2) di London, Inggris. Konferensi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Inggris dibawah kepemimpinan Perdana Menteri David Cameron ini akan berlangsung selama dua hari dan akan dihadiri sekitar 50 negara-negara di dunia, termasuk negara-negara yang menjadi lokasi ‘lalu lintas’ perburuan badak, harimau dan gajah. Pemerintah Indonesia dijadwalkan hadir dalam konferensi ini.
Dukungan politik global untuk menangani perdagangan satwa liar saat ini menguat. Berbagai aksi dan kebijakan untuk memutus mata rantai perdagangan satwa liar telah di lakukan beberapa negara maju yang menjadi konsumen perdagangan satwa
Kemarin (11/2) Gedung Putih mengumumkan strategi nasional Amerika Serikat dalam memberantas perdagangan satwa liar, sebuah kebijakan yang menjadi terobosan baru dibawah pimpinan Presiden Obama. Kebijakan tersebut mencakup tiga aspek kunci yakni penguatan penegakan hukum dan mobilisasi agen federal termasuk investigasi pencucian uang dalam kejahatan satwaliar; menekan permintaan konsumen di dalam negerinya; dan memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain dalam memberantas perdagangan satwaliar
Perdagangan satwa liar merupakan kejahatan antar negara yang transaksinya dapat mencapai 19 miliar USD per tahun, dan jumlah ini terus bertambah seiring dengan menurunnya populasi satwa liar.
Tahun 2012 saja, lebih dari 30.000 individu gajah di dunia dibantai hanya untuk diambil gadingnya. Sedangkan Pemerintah Afrika Selatan baru baru ini mengumumkan Badak yang mati akibat perburuan selama 2013 mencapai1.004 individu atau setara dengan tiga individu dibunuh tiap harinya.
Penghancuran Gading Ilegal
Sebelumnya, pada 14 November 2013 lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) menghancurkan enam ton gading Gajah Afrika dan Asia. Gading-gading tersebut baik berupa gading utuh, atau dalam bentuk perhiasan, dekorasi, suvenir dan lainnya, adalah hasil sitaan di wilayah perbatasan AS, yang masuk secara ilegal.
Penghancuran gading ilegal juga diikuti oleh Perancis pada pekan lalu (6/2), dengan menghancurkan sekitar tiga ton Gading Gajah illegal. Aksi tersebut merupakan bagian dari rencana aksi nasional Perancis untuk melawan perburuan dan membasmi perdagangan ilegal satwa liar.
WWF-Indonesia menyambut baik aksi dan komitmen yang dilakukan oleh negara-negara maju tersebut. “Sangat penting bagi negara-negara maju untuk memutus permintaan terhadap bagian-bagian tubuh satwa liar. Aksi ini sangat signifikan untuk mengurangi tekanan perburuan terhadap populasi Gajah di dunia, termasuk gajah Sumatera di Indonesia”, kata Nazir Foead, Direktur Konservasi WWF-Indonesia.
Dalam 25 tahun terakhir populasi Gajah Sumatera di Indonesia sudah menyusut hingga lebih dari separuh. Estimasi populasi tahun 2007 adalah antara 2400-2800 individu, namun kini diperkirakan telah menurun jauh dari angka tersebut karena penyusutan habitat dan perburuan yang terus terjadi.
Aksi pemusnahan gading gajah ilegal juga akan diikuti oleh negara-negara lain dalam waktu dua tahun kedepan, seperti negara Gabon, Filipina dan China.