CATATAN DARI LEADER WWF HEART OF BORNEO - APRIL 2014
Oleh: Dr. Thomas Maddox
Sementara Spiderman dan lain-lain yang meningkatkan kesadartahuan akan kebutuhan untuk mengurangi jejak lingkungan global di Singapura untuk Earth Hour tahun ini di bulan Maret, tidak kalah signifikannya peristiwa yang berlangsung secara bersamaan di pulau sebelah timur, yaitu di Desa Ba' Kelalan di pusat Heart of Borneo.
Secara global, manusia mengonsumsi sumber daya alam sekitar 1,5 kali lebih cepat dari kemampuan planet kita untuk memproduksi. Singapura mewakili gambaran bagi banyak tempat di seluruh dunia yang mendorong kecenderungan ini; mencapai standar hidup yang tinggi tetapi mengorbankan banyak sumber daya alam melebihi dari yang mampu dihasilkannya. Ba'Kelalan, di sisi lain, merupakan salah satu tempat di mana terjadi hal yang sebaliknya. Tapi tidak seperti banyak tempat yang mengonsumsi sumber daya yang lebih sedikit daripada yang mereka hasilkan, Ba'Kelalan ada pada tingkat konsumsi rendah sambil mempertahankan standar hidup yang baik. Seperti kebanyakan tempat di dataran tinggi, di desa-desa orang Dayak di Borneo, masyarakat Ba'Kelalan bergantung pada sumber energi terbarukan untuk tenaga listrik, bercocok tanam dengan dampak minimal pada tanah dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan lingkungan yang mendukung kehidupan mereka. Mereka juga memiliki sekolah unggulan, rumah dan lingkungan hidup yang indah.
Singapura, seperti layaknya warga global pada umumnya, sangat perlu mengurangi konsumsi, meningkatkan efisiensi dan menjaga ekosistem yang menghasilkan barang dan jasa bagi kehidupan mereka. Berbeda dengan masyarakat Ba'Kelalan. Sebenarnya mereka memiliki hak untuk mengkonsumsi lebih banyak. Di Singapura kota diliputi kegelapan saat Earth Hour sementara orang-orang merefleksikan bagaimana untuk bergerak ke arah ekonomi yang lebih hijau. Jika saja mereka mengarahkan pandangan ke timur Heart of Borneo mereka mungkin akan terinspirasi, manakala masyarakat Ba'Kelalan mematikan generator pembangkit listrik yang dipakai untuk menyalakan gedung serbaguna, dan anak-anak dari sekolah setempat membacakan catatan pemikiran mereka mengenai planet yang kelak mereka warisi sambil diterangi lilin.