BUMI DI TANGAN IBU
Setelah ditetapkan oleh Kongres Perempuan Indonesia III yang digelar tahun 1938, dan setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia dan terus dirayakan setiap tahun hingga saat ini. Pada hari inilah para ibu merefleksikan kembali perannya dalam keluarga. Pada tanggal ini pula segenap masyarakat Indonesia memperingati semangat dan perjuangan para ibu dalam upaya memberikan kehidupan yang berkualitas untuk keluarganya, sekarang, dan di masa depan.
Dari semua peran yang dipegang seorang ibu, salah satu yang terbesar namun seringkali luput disadari oleh para ibu adalah perannya sebagai penjaga kelestarian lingkungan bagi masa depan anak dan keluarganya. Bagaimana bisa?
Sosok ibu begitu berpengaruh dalam keluarga, ibu yang menjadi figur pengambil keputusan saat berbelanja kebutuhan rumah tangga, ibulah juga yang menentukan apa yang akan dibeli, mulai dari keperluan dapur hingga kebutuhan anak dan suami. Di lingkungan sosial, para ibu juga merupakan sosok berpengaruh yang bisa saling berbagi pengalaman dan rekomendasi belanja. Belum banyak disadari bahwa kekuatan dan peran ibu dapat mrndorong serta menggerakkan industri ke arah yang lebih hijau.
Selama ini, industri tidak dituntut dan diawasi secara ketat untuk melakukan produksi secara ramah lingkungan. Akibatnya industri leluasa melakukan praktek-praktek produksi yang mengancam kelestarian lingkungan dan membahayakan kelangsungan hidup di masa depan. Untuk memproduksi minyak sawit dan kertas misalnya, hutan-hutan ditebangi secara liar dan dibakar. Di laut, ikan-ikan ditangkapi secara besar-besaran dan serampangan hingga merusak ekosistem dan mengakibatkan kepunahan. Menurut Living Blue Planet Report, dalam waktu kurang dari setengah abad separuh populasi ikan sudah hilang. Apa yang akan tersisa di masa depan jika cara-cara eksploitasi seperti ini terus berlangsung?
Pada peringatan Hari Ibu, WWF Indonesia mengajak para ibu untuk terus bertindak bijak saat belanja, meningkatkan kesadaran para ibu akan dampak perubahan iklim yang sangat menyengsarakan di tahun 2015, seperti ketiadaan hujan selama 3 bulan yang mengakibatkan kekeringan dan memperparah kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra. Hari Ibu adalah saat yang tepat untuk mengajak para ibu menyelamatkan kehidupan dan masa depan Indonesia dan dunia.
Pada suatu masa di mana masyarakat belum mengenal kantung plastik, para ibu berbelanja bahan makanan di pasar tradisional, di mana produk-produknya merupakan hasil produksi lokal yang tidak memerlukan rantai distribusi yang panjang. Para ibu membawa tas belanja sendiri dari rumah yang diisi dengan bumbu-bumbu, daging dan sayur segar yang dibungkus koran bekas, daun atau diikat dengan tali. Kini, para ibu berbelanja di supermarket besar dan membeli berbagai produk yang sudah melalui rantai produksi dan distribusi yang panjang. Tidak jarang, produk yang dibeli diimpor dari luar negeri. Bahan-bahan makanan ini dibungkus dengan kaleng, plastik dan tidak jarang styrofoam. Saat pulang ke rumah, ibu akan menenteng kantong-kantong plastik besar berisi hasil belanja.
Kondisi ini menyatakan empat hal: penumpukan sampah non organik, pemborosan bahan bakar fosil, pencemaran lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer.
Para ibu masih bisa mengubah kondisi ini. Bila masih belum merasa nyaman kembali berbelanja produk lokal di pasar tradisional, perubahan bisa dimulai dengan mengurangi penggunaan kantong plastik dan berbelanja produk dalam kemasan besar agar lebih ekonomis, mengurangi sampah dan hemat bahan bakar karena ibu tidak perlu pergi ke supermarket terlalu sering. Setelahnya, para ibu bisa bergabung bersama WWF Indonesia dalam menerapkan prinsip belanja berkelanjutan di bawah bendera kampanye #BeliYangBaik. Para ibu diharapkan membeli produk-produk yang dibuat secara berkelanjutan dengan memperhatikan label ramah lingkungan di kemasan, di antaranya label RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan FSC (Forest Stewardship Council).
Sejarah mencatat begitu banyak perubahan baik dilakukan oleh perempuan, ini adalah sebuah kesempatan untuk mulai melakukan perubahan itu, Jika para ibu bersatu dan sepakat untuk berbelanja secara bijak, masa depan bumi yang terjaga adalah warisan yang akan kita tinggalkan.
Selamat hari Ibu, ibu...