BUDIDAYA NILA JADI SOROTAN DALAM PEMBUKAAN ROAD SHOW AGRESULTS TAHUN KE-5 DI SUKABUMI
AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project telah memasuki Tahun ke-5 pada bulan Juni lalu, yang sekaligus menjadi tahun terakhir penyelenggaraan kompetisi ini. Sebagai bagian dari kegiatan Tahun ke-5, WWF-Indonesia sebagai Project Manager kembali mengadakan seminar road show di berbagai daerah untuk mendorong adopsi teknologi dan layanan pendampingan teknis bagi pembudidaya skala kecil. Melalui kegiatan ini, para ‘kompetitor’ dari sektor swasta diharapkan semakin banyak menjual atau menyewakan produk teknologinya serta memberikan layanan pendampingan teknis guna meningkatkan produktivitas pembudidaya.
Road show pertama di tahun ini diselenggarakan pada 7 Agustus, 2025 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Sejumlah 23 pembudidaya skala kecil, 10 penyuluh perikanan, dan 5 staf dari Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi turut menghadiri kegiatan ini.
Sebagai bagian dari rangkaian road show, WWF-Indonesia melakukan kunjungan lapangan ke salah satu pembudidaya ikan skala kecil di Kecamatan Cisaat. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Coco Kokarkin (anggota Technical Advisory Committee AgResults Indonesia), perwakilan dinas perikanan setempat, serta empat kompetitor, dengan tujuan menggali informasi terkait praktik budidaya nila dan tantangan yang dihadapi di Sukabumi. Pembudidaya yang mengelola kolam seluas 2.900 m² tersebut telah menerapkan teknologi auto-feeder dan kincir air, sehingga mampu menggandakan kepadatan tebar benih dari 5 ekor/m² menjadi 10 ekor/m² serta meningkatkan efisiensi pemberian pakan, sehingga hasil panennya naik dari 2 ton menjadi 8 ton. Meski demikian, ia mengaku masih menghadapi persoalan penyakit Tilapia Lake Virus (TiLV) yang berujung pada kegagalan panen.
Hasil kunjungan ini sejalan dengan tema seminar road show yang digelar keesokan harinya, yaitu “Penggunaan Teknologi dan Pendampingan Teknis untuk Meningkatkan Produktivitas Budidaya Ikan Nila”.
Kegiatan road show dibuka oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati, S. Sos, KP, M.Si. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa sebagai kabupaten terbesar kedua di Pulau Jawa, Kabupaten Sukabumi memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Pemerintah daerah melalui dinas terkait menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kolaborasi dan sinergi antara BBPBAT, para penyuluh, dan masyarakat dalam mengembangkan sektor ini. Ia juga mengajak peserta memanfaatkan seminar ini sebaik-baiknya guna menambah pengetahuan dan memperluas jejaring.
Plt Kepala BBPBAT Sukabumi, Muhammad Nurdin, S.Pi, M.Si juga turut hadir dalam kegiatan ini. “Saat ini pemerintah sedang fokus pada pengembangan ikan nila,” ujarnya. “Semoga kolaborasi yang kita bangun melalui kesempatan ini dapat menjadi kekuatan dan sinergi untuk mengembangkan budidaya ikan, sekaligus memajukan sektor perikanan di Kabupaten maupun Kota Sukabumi.”
Dwi Hany Yanti, perwakilan BBPBAT Sukabumi, hadir sebagai narasumber utama seminar. Dalam paparannya, beliau menjelaskan strategi peningkatan produksi melalui ekstensifikasi dan intensifikasi, termasuk pentingnya penggunaan benih dan induk bermutu. Ia juga memaparkan program pemuliaan seperti selective breeding dan crossbreeding yang mampu menghasilkan benih unggul.
Selain itu, seminar juga menyoroti berbagai teknologi pendukung, mulai dari produksi monoseks dan teknologi jantan super (Nila Gesit), hingga metode sterilisasi dan sistem budidaya modern. Sistem intensif dan bioflok diperkenalkan sebagai contoh penerapan teknologi yang dapat membantu pembudidaya skala kecil meningkatkan efisiensi pakan, menjaga kualitas lingkungan, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila.
Di penghujung acara, para kompetitor Tahun ke-5 turut mempresentasikan teknologi serta layanan pendampingan teknis mereka kepada pembudidaya skala kecil. Untuk pertama kalinya, sesi presentasi kompetitor diselenggarakan secara hybrid, sehingga para kompetitor yang tidak dapat hadir secara langsung tetap memiliki kesempatan yang sama untuk memperkenalkan teknologi dan layanan pendampingan teknis mereka. Sebanyak delapan kompetitor berpartisipasi, dengan PT Venambak Kail Dipantara, PT Bumi Wirastaraya Sejahtera, CV Prima Eco Aquaculture, dan CV Republik Vannamei hadir secara luring, sementara PT Banoo Inovasi Indonesia, CV Cahaya Teknik Prima, Aceh Aquaculture Cooperative, dan PT Aqubeta Dipo Jaya mengikuti secara daring.
Road show ini akan terus menjadi sarana penting untuk mendorong adopsi teknologi di kalangan pembudidaya skala kecil sekaligus bagi kompetitor untuk memperkenalkan inovasi, menjangkau pasar lebih luas, dan mempererat hubungan dengan para pembudidaya.