BMP BUDIDAYA UDANG WINDU DISAMBUT HANGAT PETAMBAK PINRANG
oleh Idham Malik
Melihat potensi besar perikanan budidaya di wilayah Kabupaten Pinrang – Sulawesi Selatan, tim program akuakultur WWF-Indonesia berinisiatif mengadakan sosialisasi Better Management Practices (BMP) Budidaya Udang Windu di wilayah tersebut. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 18 Maret 2014 kemarin di Desa Wiring Tasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Candhika Yusuf, Koordinator Akuakultur WWF-Indonesia, selain mensosialisasikan BMP Budidaya Udang Windu juga banyak berbicara tentang WWF-Indonesia, program akuakultur, dan rencana—rencana perbaikan terhadap persoalan yang banyak terjadi di budidaya udang di tambak. Seperti konversi lahan mangrove, pencemaran perairan, penggunaan bahan-bahan berbahaya, biosecurity, pencemaran genetik, dan persoalan sosial. BMP ini juga mengacu pada standar berskala internasional Aquaculture Stewardship Council (ASC) yang mempunyai misi untuk mendorong tersedianya produk perikanan budidaya yang bertanggung jawab melalui mekanisme sertifikasi pihak ketiga.
Kegiatan ini juga melibatkan tokoh-tokoh lokal, seperti Ir. Taufik (pengusaha hatchery udang windu yang melakukan banyak uji coba Pronima suppa), Ir. Nurdin (Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pinrang), Prof. Hatta Fattah (akademisi dari Universitas Muslim Indonesia yang secara berkesinambungan meneliti Pronima suppa), dan Ir. Andi Budaya (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pinrang) yang turut memberi wejangan dan apresiasi terhadap kegiatan ini.
Meski budidaya udang windu telah mendarah daging bagi warga sekitar pesisir Pinrang, informasi akan perbaikan budidaya udang masih sangat dibutuhkan. Budidaya di Pinrang dahulu pernah berjaya tahun 80 – 90-an, kini pelan-pelan merosot akibat masifnya serangan penyakit yang dipicu oleh menurunnya kualitas lingkungan. Saat ini bertahan 10 hatchery windu di Pinrang. Tambak-tambak intensif berguguran, dan yang bertahan hanya tambak tradisional.
Potensi besar tambak di Pinrang tercermin dari data statistik produksinya, yang mana mengalami peningkatan secara konsisten dari 2.148 ton pada tahun 2007 menjadi 2.931 ton padatahun 2012 (BPS Kab. Pinrang 2008 – 2012). Produksi udang tersebut berasal dari lahan seluas 15.675 ha yang tersebar di lima kecamatan yaitu Suppa (2.203 ha), Lasinrang (1.560 ha), Mattirosompe (4.131 ha), Cempa (2.341 ha), Duampanua (5.101 ha), dan Lembang (339 ha). Meski Duampanua yang terluas lahannya, produksi udang windu terbesar berdasarkan luas lahan berada di Kec. Suppa, dalam setiap hektar rata-rata memproduksi 0,88 ton/hektar/tahun, sedangkan Duampanua hanya memproduksi 0,15 ton/hektar/tahun.
Sosialisasi BMP Budidaya Udang Windu ini diakhiri dengan kata penutup dari Ir. Taufik, “Sosialisasi ini telah berhasil mempertemukan beragam pihak dan beragam kepentingan. Pihak-pihak yang telah lama terlibat dalam perbaikan budidaya udang windu di Pinrang diharapkan dapat tetap berbesar hati untuk terus berkomitmen melanjutkan program dan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang turut ingin membantu masyarakat petambak di Kec. Suppa, Kab. Pinrang.”