BENTANG JELAJAH GAJAH KERDIL BORNEO
Oleh: Arum Kinasih
Editor: Iwan Wibisono
Pemerintah Negara Bagian Sabah dan tim WWF-Malaysia telah belajar banyak tentang lanskap lintas-batas gajah di Heart of Borneo (HoB), melalui partisipasinya dalam kunjungan studi yang diadakan Februari lalu di Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, di mana terdapat satu-satunya habitat untuk Gajah kerdil Borneo (Elephas maximus borneensis) yang ada di Indonesia. Kunjungan studi tersebut juga memberikan kesempatan untuk berdialog antara pemerintah Kabupaten Nunukan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan Pemerintah Sabah.
Ini adalah kegiatan kolaborasi yang diselenggarakan oleh WWF-Indonesia dan WWF-Malaysia. Saat ini, populasi gajah kerdil Borneo tengah dalam ancaman, terutama karena hilangnya habitat yang terus-menerus dan konflik antara masyarakat dan gajah. Di antara Sabah dan Kalimantan Utara, habitat gajah sedang dialih fungsikan dan terpecah-pecah, selain itu mereka terus didorong ke wilayah yang lebih kecil serta kehilangan akses ke rute migrasi tradisional mereka dan sumber makanannya. Lanskap gajah lintas batas yang meliputi Sabah dan Kalimantan Utara ini diberi status prioritas tinggi untuk konservasi karena habitat gajah telah terfragmentasi oleh berbagai macam penggunaan lahan.
Dalam kunjungan tersebut, kontingen dari Sabah dan WWF-Malaysia berkesempatan untuk mengadakan pertemuan dengan Camat Tulin Onsoi, Bapak Santipil Oslo dan juga dengan beberapa perwakilan masyarakat setempat. Bagi Pak Oslo, penelitian ini membuatnya sangat senang karena Kecamatan Tulin Onsoi merupakan salah satu habitat gajah. ""Ada kebutuhan untuk mengelola dan mengurangi konflik yang diciptakan gajah dengan masyarakat setempat karena gajah-gajah tersebut menghancurkan hasil panen mereka,"" kata Oslo.
Para peserta kunjungan kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Tinampak untuk memahami lanskap di sisi Kalimantan Utara dan melihat kerusakan yang dilakukan oleh gajah terhadap hasil panen masyarakat setempat. Keesokan harinya, seluruh kelompok tersebut melanjutkan diskusi konflik gajah-manusia dengan masyarakat setempat, yang juga anggota satuan tugas konflik gajah-manusia – yang dibentuk oleh WWF-Indonesia dan Kecamatan Tulin Onsoi. Penduduk setempat berharap ada upaya yang lebih serius untuk mengurangi konflik gajah manusia.
Pada kesempatan yang berbeda, kontingen Sabah berkesempatan untuk melakukan diskusi informal dengan perwakilan pemerintah dari Kabupaten Nunukan dan Provinsi Kalimantan Utara. Dalam pertemuan informal tersebut, dikembangkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan untuk kerja sama lebih lanjut dalam upaya konservasi gajah-gajah Borneo. Kunjungan ini menjadi jendela kesempatan untuk menjembatani karya lintas batas antara Indonesia dan Malaysia. Diharapkan HoB - WWF akan memfasilitasi kelanjutan usaha lintas batas ini.