BELAJAR MENJADI MITRA YANG SETARA
Oleh: Cristina Eghenter
Pada bulan September 2003 di Ba’ Kelalan, Sarawak, para pemimpin dan ketua masyarakat adat yang berada di sepanjang perbatasan internasional antara Indonesia dan Malaysia berkumpul dan untuk pertama kalinya membahas masa depan dataran tinggi di kawasan Heart of Borneo. Setahun kemudian, pada bulan Oktober 2004, para pemimpin masyarakat mendirikan FORMADAT untuk membangun sebuah hubungan yang lebih kuat di antara masyarakat adat perbatasan, melestarikan warisan budaya serta melindungi tanah air mereka yang berada di dataran tinggi Borneo.
Secara bersama-sama mewujudkan misi konservasi dan pembangunan berkelanjutan, WWF sejak awal ditawarkan untuk bekerja sama dengan FORMADAT pada perjalanan panjang untuk membuat Heart of Borneo, yang dimana keseimbangan alam dapat memakmurkan masyarakatnya. Dan pada tanggal 26 Maret 2014 di Miri (Sarawak) , FORMADAT (Indonesia dan Malaysia) dan WWF (Indonesia dan Malaysia) menandatangani MoU dan resmi menjadi mitra dalam inisiatif HoB.
FORMADAT memiliki visi yang sama dengan visi inisiatif Heart of Borneo yang mencakup tiga pemerintah yakni Brunei, Indonesia dan Malaysia, serta didukung oleh WWF: perlindungan bagi hutan Borneo, air dan sumber daya alam untuk membangun lebih berkelanjutan dan lebih baik bagi masa depan masyarakat Borneo.
""Kami tidak punya tanah air lain, kecuali patar dita' Borneo [dataran tinggi] di mana kita telah tinggal selama beberapa generasi. Kami adalah satu akar, satu nenek moyang, satu tradisi. Kami dibagi menjadi dua kelompok, dan sebuah batas negara berada diantara kami. Kami berada di Krayan, dan Anda berada di Sarawak dan Sabah. Meskipun terdapat batas diantara kami, kami tetap satu akar, satu nenek moyang, satu budaya, dan satu keyakinan. FORMADAT merupakan forum untuk melayani kepentingan kita semua yang tinggal di sepanjang perbatasan Dataran Tinggi Borneo. Ini merupakan sebuah wadah yang sangat bermanfaat yang dapat menyatukan kita dalam satu persekutuan, satu pikiran, satu perjalanan, untuk menjaga tanah air dan hak-hak kami."" (Pak Lewi Gala, 2006)
Namun visi tidak bisa menjadi kenyataan kecuali masyarakat lokal bekerja sama dengan mitra lain, seperti organisasi lingkungan dan pemerintah harus ikut terlibat serta mendukung organisasi lokal dan inisiatif masyarakat.
Visi dan aspirasi yang serupa bagi pembangunan berkelanjutan dan konservasi tidaklah cukup untuk tumbuh menjadi sebuah realitas yang kuat dan tangguh. Mereka harus berakar dalam jangka panjang, proses interaksi yang berulang, membangun pemahaman bersama dan kepercayaan, mendengarkan satu sama lain, saling berbagi ide dan rencana, serta belajar terhadap satu sama lain. Hanya melalui proses seperti itu mereka yang terlibat dapat membangun sebuah kemitraan yang benar-benar pluralistik dan adil.
Keyakinan ini telah memotivasi FORMADAT untuk menjangkau orang lain dan mulai membangun jaringan lokal, nasional, mitra internasional, serta bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, asosiasi, LSM, dan juga sektor swasta. Bermitra dengan organisasi masyarakat sipil dan lembaga lainnya adalah salah satu cara FORMADAT untuk tumbuh menjadi lebih kuat dalam menggalang dukungan bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan di dataran tinggi Heart of Borneo.
Kemitraan yang kuat dapat mengubah dan memindahkan visi ke depan. Kemitraan yang sama juga dapat memastikan visi bersama dan berkelanjutan. MoU antara WWF dan FORMADAT mudah-mudahan menjadi awal dari kemitraan masyarakat sipil yang kuat dan sama dalam dan bagi kepentingan Heart of Borneo.