AGAR TIDAK PADAM SELAMANYA
Masyarakat di kota-kota besar diimbau mengubah gaya hidupnya untuk lebih hemat listrik dalam jangka panjang.
Semua samudera di dunia telah meninggi 1.5 inci. Air laut juga makin asam karena banyaknya C02 yang diserap. Para ahli biologi mengatakan, air yang lebih asam akan merusak karang, kerang, dan plankton, yang berdampak mengancam rantai makanan.
Musim panas dan kebakaran hutan makin parah di seluruh dunia, dari Amerika bagian barat hingga Australia. Banyak spesies-beruang kutub, kupu-kupu, dan kodok-terancam habitat dan eksistensinya. Temperatur selama 12 tahun terakhir lebih panas 0.4 derajat dibanding 12 tahun silam 1997.
Ini adalah fakta-fakta perubahan iklim yang terus berlangsung menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Kopenhagen, Desember mendatang. Petinggi dari seluruh dunia akan membentuk perjanjian lanjutan yang menurut Presiden Barack Obama, sebuah kemajuan dalam usaha menyatukan dunia mencari pemecahan.
Isu pemanasan global satu dekade silam adalah masalah abstrak yang hanya dibicarakan ilmuwan bidang iklim, ahli lingkungan, dan pelobi kebijakan. Sekarang masalah ini menjadi perhatian hampir semua profesi mulai dari pakar biologi, ekonom, analis asuransi, manajer resiko, pakar bencana alam, ahli nutrisi, dan bahkan psikolog.
Bagi para ilmuwan, perubahan dalam 12 tahun terakhir yang paling mengkhawatirkan adalah yang lautan es di Artik lumer saat musim panas. Selain itu hilangnya massa es beralas daratan pada lokasi-lokasi kunci di seluruh dunia. Bong-kah-bongkahan besar lapisan es lepas dari semenanjung Antartika.
Sejak perjanjian mengurangi polusi gas berefek rumah kaca ditandatangani di Kyoto, Jepang, Desember 1997, level CO2 di udara meningkat 6,5 persen. Dari 1997 hingga 2008, emisi CO2 di dunia akibat penggunaan bahan bakar fosil meningkat 31 persen; emisi gas berdampak rumah kaca di Amerika naik 3,7 persen. Emisi dari China dua kali lebih banyak selama periode 12 tahun ini.
Kegagalan Protokol Kyoto karena tiga negara penyebab polusi terbesar dunia -AS, China, dan India- enggan berpartisipasi dalam perjanjian pengurangan emisi. Selain itu negara-negara berkembang tidak dilibatkan dalam perjanjian itu.
Pemanasan global juga menyumbang pada kerugian asuransi dan pemadaman listrik. Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley menyebutkan, jumlah pemadaman listrik sehubungan cuaca di AS dari 2004-2008 tujuh kali lebih tinggi dibanding 1993-1997.
Kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunakan listrik berlebihan dituding sebagai penyebab pemanasan global. Berbagai pihak yang peduli menyebutkan sejumlah solusi. Yakni penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan. Pemerintah juga
disarankan menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.
Sejumlah organisasi memulai aksi menekan laju perubahan iklim. Kampanye Earth Hour di Indonesia oleh WWF, Maret silam, misalnya mampu menghemat listrik 180 megawatt. Dalam kampanye tersebut, semua komponen masyarakat -individu, pelaku bisnis, dan pemerintah- diimbau memadamkan lampu selama satu jam. Sebanyak 50 MW dari total penghematan listrik disumbang Jakarta. Diharapkan masyarakat di kota-kota besar mengubah gaya hidupnya untuk lebih hemat listrik dalam jangka panjang.
Sebuah survei dunia belum lama ini menyebutkan, sekitar 19 persen aliran listrik di Indonesia terserap untuk lampu. Sekitar 60 persen dari total masyarakat Indonesia yang memanfaatkan aliran listrik sebagai penerangan, masih menggunakan lampu pijar.
Dalam kaitan dengan penghematan energi, PT Philips Indonesia meluncurkan program terang kampung bersama Philips yang difokuskan di pedesaan dengan jumlah pengguna lampu pijar terbanyak. Tujuannya memberikan pendidikan dan mengajak masyarakat menggunakan lampu hemat energi. Meski harganya lima kali lipat lebih murah dari harga lampu hemat energi, lampu pijar lebih boros. Lampu pijar hanya mampu bertahan antara 3-4 bulan. Sedangkan lampu hemat energi mampu bertahan hingga dua tahun.
Selama dua tahun program terang kampung berjalan, lebih dari 50 desa berpari-sipasi. Tujuan program terang kampung yakni Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Bali. TIM INFO TEMPO