YOUTH LEADERSHIP TRAINING DI DESA WISATA SETULANG, MALINAU
Desa Wisata Setulang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Youth Leadership Training di tahun 2016 ini. Kegiatan yang dilaksanakan mulai dari tanggal 06 – 09 Maret 2016 ini diawali dengan tarian penyambutan yang berjudul “Kacet Sai” yang berarti suka cita atas kedatangan tamu dan dengan tarian penyambutan tersebut tamu dianggap sudah menyatu dengan masyarakat. Kemudian kegiatan dibuka oleh Bapak Saleh Wang selaku Kepala Desa Setulang, Pak Saleh sangat menyambut baik kedatangan para peserta yang berasal dari 3 kabupaten di Kalimantan Utara yaitu Malinau, Nunukan dan Bulungan dan berharap para peserta akan mendapat banyak pelajaran dari kehidupan masyarakat desa Setulang. “Saya menyambut baik kehadiran adik-adik pelajar dan rekan-rekan WWF, dan berharap agar seluruh yang hadir disini dapat memberikan masukan bagi pengelolaan wisata di Desa Setulang”, demikian disampaikan oleh Bapak Saleh Wang.
Seluruh peserta yang berjumlah 23 orang ini menginap di rumah warga Desa Setulang agar dapat mempelajari kehidupan masyarakat secara langsung. Desa Setulang adalah salah satu desa di Malinau yang memiliki hutan adat yang masih terjaga sampai sekarang yang biasa disebut ‘Tana Ulen’, masyarakat desa juga sudah sangat terbiasa hidup berdampingan dengan alam karena hutan juga menjadi salah satu tempat sumber makanan mereka. Oleh karena itu para peserta diharapkan dapat belajar bagaimana desa tersebut dapat menjaga ‘Tana Ulen’ mereka, dan mengapa masyarakat desa setulang sangat menjaga kelestarian alam mereka.
Sementara itu Dede Hendra Setiawan, Project Leader Kayan Mentarang Landscape Project, dalam sambutannya menjelaskan maksud dan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan partisipasi publik, khususnya para pemimpin muda, dalam mengkampanyekan konservasi dan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Utara. Ditambahkan pula bahwa konsep pelatihan kali ini adalah belajar dari kehidupan masyarakat dan belajar di kelas yang dilakukan di Balai Adat Desa Setulang.
Selain belajar bersama-sama dengan warga, para peserta juga dibekali dengan beberapa materi yang terkait dengan potensi-potensi di kalimantan utara, yaitu Heart of Borneo, Taman Nasional Kayan Mentarang, Konservasi Gajah Kalimantan. Dan juga beberapa materi pendukung seperti fotografi, menulis, strategi komunikasi dan tentu juga tentang leadership dengan harapan bahwa setelah pulang dari pelatihan ini para peserta dapat menjadi pemimpin-pemimpin muda yang peduli lingkungan. Walaupun jadwal sangat padat tetapi para peserta tetap semangat dalam mengikuti kegiatan dan juga sangat aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang disampaikan karena menurut mereka materi-materi yang disampaikan adalah pengetahuan baru bagi mereka, dan mereka juga sangat kagum karena hutan di Kalimantan Utara ini juga sangat penting keberadaannya bukan hanya bagi warga kalimantan utara tetapi juga penting bagi dunia.
Pada hari terakhir para peserta menampilkan kreasi mereka dalam bentuk drama, tari-tarian, lagu dan juga puisi dalam acara pentas seni. Beberapa diantara mereka menampilkan kesenian khas dari daerah mereka masing-masing seperti Marjechsen dan Christian peserta dari Krayan menampilkan lagu daerah yang berjudul ame’ tonge dengan menggunakan alat musik tradisional ‘keng’. Kegiatan Youth Leadership Training ini ditutup oleh Dede Hendra Setiawan yang berharap agar para peserta dapat ikut serta bersama-sama dengan WWF Indonesia dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kampanye pelestarian alam dan dapat mempromosikan Desa Wisata Setulang di daerah masing-masing.