#XPDCMBD: LOBSTER, SI PENUNGGU GUA BAWAH LAUT
Penulis: Beginer Subhan (IPB)
Setelah menikmati istirahat satu hari, tanpa terasa kini ekspedisi sudah memasuki hari kesepuluh (10/11). Kami tiba di Pulau Luang. Baik Tim Laut maupun Tim Darat sangat bersemangat untuk mengeksplorasi kekayaan alam yang dimiliki pulau ini, karena masyarakatnya menggantung hidupnya pada sumber daya laut dan pesisir. Menurut kami, kondisi ini sangat menarik, mengingat masyarakat di hampir seluruh pulau yang kami kunjungi mayoritas memiliki dua mata pencaharian, yaitu sebagai petani kebun saat musim barat dan nelayan saat musim timur. Dengan masyarakat secara keseluruhan bermata pencaharian sebagai nelayan, maka kami mengindikasikan bahwa Pulau Luang memiliki sumber daya laut dan pesisir yang cukup melimpah.
Teori kami itu terbukti sejak saya dan Tim Laut melakukan penyelaman pertama di sekitar Desa Luang Barat. Kami menemui beragam jenis ikan dengan jumlah yang sangat banyak. Kompleksitas ekosistem terumbu karang yang berbentuk seperti dinding (wall), terlihat bagaikan gua-gua kecil yang menyediakan tempat tinggal untuk ikan dan biota laut lainnya. Ikan-ikan Holocentridae seperti soldier fish banyak ditemui di gua-gua tersebut.
Namun diantara kelompok ikan tersebut, kami melihat sebuah penampakan mahluk laut yang tidak asing lagi bagi kami, yaitu Lobster Bambu (Panulirus versicolor), yang sedang bermain di dalam gua berkedalaman 12 meter tersebut. Kami menghitung ada sekitar sepuluh ekor. Ini adalah jumlah lobster terbanyak yang saya temui selama melakukan penelitan bawah laut.
Lobster dapat ditemukan di sekitar terumbu karang hingga kedalaman beberapa meter. Spesies ini biasanya mendiami tempat-tempat yang terlindung di antara bebatuan karang dan jarang terlihat dalam kelompok dengan jumlah yang banyak. Di sebagian wilayah Indonesia, lobster bambu ditangkap dengan cara menyelam.