#XPDCKEIKECIL: KEJUTAN PULAU KEI KECIL
Oleh: Amkieltiela (Marine Science & Knowledge Management Officer, WWF-Indonesia)
Hore! Akhirnya kegiatan pengambilan data dimulai!
Tim harus berangkat cukup pagi, paling telat pukul 08:00 WIT, karena Oktober ini sudah masuk bulan Meti di Kei Kecil, dimana terjadi kondisi surut terendah pada air laut dalam setahun. Jika tim terlambat, kapal pasti akan terjebak di laguna dangkal, dan tidak akan bisa keluar menuju tubir dan perairan. Pada bulan ini juga, kegiatan bameti banyak dilakukan di seluruh wilayah Kei Kecil oleh masyarakat setempat, yaitu kegiatan pengambilan sumber daya laut dan pesisir di zona intertidal pada saat surut. Bameti merupakan bagian dari tradisi turun-temurun masyarakat Kei Kecil.
Dalam ketiga penyelaman hari ini, kami sudah disuguhkan berbagai keindahan laut Kei, selain terumbu karang yang warna-warni, beragam jenis dan banyaknya ikan karang yang berseliweran dapat ditemukan di setiap lokasi pengamatan dan cukup membuat kesulitan tim ikan dalam mengambil data.
Kami juga menemukan beberapa flagship spesies sepanjang penyelaman kami. Om Noke dan Sila bertemu dengan Penyu Sisik dan Penyu Hijau. Penyu Sisik dan Penyu Hijau memang ditemukan bertelur di sekitar Kei Kecil (beberapa diantaranya adalah Pulau Nai dan Pulau Ngaf untuk Penyu Sisik dan Pulau Tayando untuk Penyu Hijau). Kejutan yang kami temukan tidak berhenti sampai disitu. Ketika sedang beristirahat untuk penyelaman kedua, kami bertemu dengan sekelompok lumba-lumba. Jumlahnya kurang lebih 45 ekor dan mereka secara bergantian melompat ke atas air, seperti menyambut kedatangan kami.