UPAYA PERIKANAN BERKELANJUTAN, APA SAJA PERAN KONSUMEN?
Perikanan berkelanjutan hadir untuk memastikan populasi ikan tetap ada bagi generasi berikutnya. Faktanya, overfishing dan praktik perikanan ilegal di Indonesia kerap terjadi. Maka dari itu, praktik perikanan berkelanjutan terus digencarkan untuk menyelamatkan sumber daya perikanan di Indonesia.
Ketika berbicara mengenai praktik perikanan berkelanjutan, sebenarnya pihak siapa saja yang diuntungkan?
Perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries) sebagai suatu upaya untuk menjaga sumber daya alam, nyatanya tidak menjadi hambatan untuk mengkonsumsi seafood namun dapat dilihat sebagai cara untuk mendukung kebutuhan konsumen dalam memperoleh ikan yang kaya nutrisi secara berkesinambungan. Di sisi lain, praktik perikanan berkelanjutan dipandang tidak hanya melindungi alam dan sumber daya alam tetapi juga dapat mendukung keberlangsungan bisnis dan usaha pihak-pihak yang bergerak di bidang ini.
Banyak spesies ikan dan hewat laut yang terus berkurang akibat overfishing dan praktik perikanan ilegal. Overfishing dikatakan jika ikan terus menerus diambil tanpa memikirkan stok dan reproduksi ikan untuk ke depannya. Berbagai contoh spesies laut yang tergolong overfished adalah banana prawn dan selar. Bayangkan jika seketika suatu spesies ikan yang sehari-hari kita konsumsi menjadi langka, atau sulit dicari karena overfishing dan stok ikan tersebut sedikit, tentu harga ikan tersebut akan mahal. Ditambah lagi jika terus-menerus terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu hari nanti, spesies ikan tersebut akan punah. Nelayan pun akan menjadi salah satu pihak yang dirugikan karena mereka akan kehilangan mata pencaharian. Sebagai konsumen kita dapat turut berpartisipasi untuk mendukung perikanan berkelanjutan.
Bagaimana Caranya?
Memilih produk boga bahari yang diproses secara berkelanjutan menjadi salah satu cara yang dapat diambil dengan menjadi konsumen cerdas dalam memilih produk yang berkelanjutan. Seperti apakah produk seafood yang diproses secara berkelanjutan? Kita dimudahkan dengan adanya ekolabel pada produk. Ekolabel tersebut diantaranya MSC (Marine Stewardship Council) untuk produk perikanan tangkap dan ASC (Aquaculture Stewardship Council) untuk perikanan budidaya.
Konsumen juga berhak untuk lebih vokal dalam mengemukakan pendapat kepada penjual akan keinginan untuk mendapatkan produk seafood yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan adanya suatu keinginan dan tuntutan akan produk yang ramah lingkungan, tentu akan menggerakkan bisnis perikanan untuk memperhatikan praktik yang mereka gunakan agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.
Cara lainnya adalah dengan mencari tahu status konservasi seafood yang Anda makan. Dengan mengetahuinya, kita dapat mempertimbangkan ikan apa yang lebih baik untuk dimakan berdasarkan ketersediaannya di alam. Salah satu aplikasi yang memudahkan konsumen untuk mengetahui status konservasi makanan olahan laut adalah Seafood Guide WWF-Indonesia. Selain itu, tentunya konsumen bisa mencari informasi melalui media daring yang kredibel dan terpercaya.
Triplepundit dalam artikelnya menyatakan bahwa daya beli konsumen mempengaruhi pasar. Ketika banyak dari konsumen meminta suatu jenis produk, tentu pasar akan berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen. Jadi, kita dapat lebih bijak untuk mengkonsumsi jenis-jenis ikan tertentu. Triplepundit juga mengungkapkan jadilah konsumen yang berani untuk mencoba. Semisal, ketika Anda menyukai ikan kerapu yang saat ini stoknya terus menurun, maka akan lebih baik jika mencoba jenis lain, seperti ikan cakalang yang tidak termasuk dalam daftar ikan yang terancam punah.
Mari mulai menjadi konsumen cerdas “We choose to save!”