TUPPERWARE DAN GPTP KEMBALI REFORESTASI MUARA BLACAN
Oleh: Maya Bellina
Minggu (04/05) lalu, serombongan ibu-ibu peserta kegiatan dari Tupperware Indonesia dan GPTP (Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara) sudah berkumpul di kantor SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu), Sekretariat Negara, Jakarta, sejak pukul 6 pagi. Mereka bersiap untuk menularkan semangat berbagi dan menanamkan kebaikan bagi lingkungan. Terik mentari dan keringnya udara di Muara Blacan, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, tidak menyurutkan semangat ibu-ibu tersebut untuk terjun langsung menanam bibit mangrove.
Kegiatan penanaman mangrove hari itu merupakan inisiatif Tupperware-Indonesia bersama GPTP dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia -- yang jatuh tiap tanggal 22 Maret -- sekaligus upaya penyelamatan lingkungan. Tupperware-Indonesia, yang berpartisipasi di program NEWtrees Mangrove WWF-Indonesia, menanam 5.000 pohon.
“Inisiatif penanaman pohon lewat program NEWtrees yang kami lakukan bersama WWF-Indonesia telah kami lakukan sejak 2011 hingga kini. Selain mendorong pelestarian lingkungan, kami juga sevisi dengan WWF-Indonesia, khususnya bijak dalam penggunaan sampah plastik dan kemasan,” ujar Managing Director Tupperware Indonesia, Ningsih Pernama, dalam seremoni simbolis penanaman. “Kali ini kami merangkul para ibu dari GPTP agar semakin bertambah dukungan dari berbagai pihak dalam melestarikan lingkungan. Karena ibu sebagai soko guru menjadi panutan di rumah,” tambahnya.
Kegiatan hari itu mendapat sambutan positif dari pihak pemerintah daerah yang diwakili oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. “Berdasarkan data Perhutani, luas kawasan hutan mangrove di Muara Gembong yang mencapai 10.480 hektar kini tinggal 20% saja, atau sekitar 2.000 hektar tutupan hutan mangrove yang tergolong masih dalam keadaan baik. Hingga saat ini, dengan bantuan dari berbagai pihak seperti organisasi, institusi pemerintah maupun swasta, kami telah menanam kembali 605.000 pohon mangrove,” ujar Slamet Maryantho, Asper Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Ujung Karawang, KPH Bogor.
Wakil Koordinator GPTP, Indriastuti, MM., menambahkan bahwa gerakan menanam mangrove akan terus dilakukan dengan mengikutsertakan setiap individu yang tergabung di GPTP. Saat ini organisasi perwakilan GPTP tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Di kesempatan lain, Direktur Marketing WWF-Indonesia, Devy Suradji, mengungkapkan bahwa kawasan pesisir dan hutan pantai di Muara Gembong menjadi prioritas program reforestasi mangrove. “Inisiatif ini merupakan jawaban bagi penanggulangan masalah ekosistem dan krisis sumber air bersih. Selain itu, keberadaan hutan mangrove akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir,” jelasnya. “Tupperware-Indonesia merupakan pionir dalam upaya reforestasi hutan mangrove di berbagai area, seperti di Desa Lamnga, Aceh Besar, dan di Muara Gembong. Harapannya, inisiatif Tupperware ini dapat diikuti oleh organisasi lain.”
Gencarnya kegiatan penanaman mangrove tidak semata-mata bentuk kepedulian sosial, namun juga sebagai sebuah aksi nyata terhadap masalah semakin sulitnya akses air bersih, terutama untuk warga yang tinggal di kawasan pesisir. Hal ini tidak terlepas dari penurunan luas hutan alam yang kerap kali berdampak pada lingkungan, termasuk masalah laju deforestasi hutan mangrove.
Pulau Jawa kini telah kehilangan 90% lahan hutan mangrove dan hanya sedikit dari kawasan yang tersisa masuk ke kawasan lindung, termasuk sebaran hutan mangrove Muara Gembong di pesisir utara Teluk Jakarta. Padahal, hutan mangrove Muara Gembong merupakan bagian dari rangkaian ekosistem mangrove di pesisir utara Teluk Jakarta hingga ke ujung Karawang.
Peranan mangrove yang sangat penting dalam ekosistem mendorong WWF-Indonesia dan mitra-mitranya memberikan perhatian dan kontribusi nyata terhadap upaya pelestarian hutan mangrove.