TARGET DEFORESTASI TIDAK REALISTIS
OLEH BAMBANG SUPRIYANTO & ERWIN TAMBUNAN
JAKARTA-Target deforestasi yang diusulkan Kementerian Kehutanan kepada Bappenas rata-rata seluas 1,4 juta hektare (ha) per tahun atau total 14 juta ha hingga 2020 dinilai tidak realistis.
Lembaga kajian kebijakan kehutanan, Greenomics Indonesia menduga angka usulan tersebut adalah hasil prediksi sehingga berpotensi keliru dan manipulatif tanpa angka riil deforestasi terakhir yang terjadi dj Indonesia.
Target deforestasi untuk mendapatkan angka perkiraan emisi yang akan dikeluarkan dari usulan rencana deforestasi tersebut sebesar 705,6 juta ton per tahun atau akumulatif 7,06 miliar ton hingga 2020 itu dipatok berdasarkan liputan citra satelit 2002-2006 dengan angka deforestasi terakhir seluas 1,17 juta ha per tahun.
""Seharusnya Kementerian Kehutanan menggunakan data deforestasi terakhir Indonesia yaitu liputan citra satelit 2009. Setelah angka deforestasi 2009 diperoleh, barulah Kemenhut menghitung rencana penurunan deforestasi dan emisinya,"" pa-parnya.
Di lain pihak, Ketua Umum Yayasan Sarana Wana Jaya Soegeng Widodo mengatakan metode panduan Agriculture. Forestry and Land Use Intergovernmental Panel on Climate Change (Afolu IPCC) Guideline dapat digunakan untuk menghindari kesalahan hitung emisi karbon yang merugikan Indonesia.
""Itu dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan over estimate perhitungan emisi karbon yang merugikan Indonesia,""ujamya kemarin.
Sementara itu, Anggota BPK Bidang Sumber Daya Alam. Infrastuktur, dan Lingkungan Hidup Ali Masykur Musa menyatakan negara maju pem-buang emisi perlu diingatkan agar tidak sekadar memindahkan tanggung jawab penyelamatan lingkungan dan bumi dengan membayar .sejumlah uang kepada negara penyerap emisi.
""Target pengurangan emisi Protokol Kyoto tidak akan tercapai jika mindset yang melingkupi carbon trading adalah uang dan bisnis. Negara industri maju seolah boleh terus melepas karbon asal mampu membayar negara lain untuk menyerap emisi yang telah meraka buang,"" ujar pekan lalu.