“SUNGAI UNTUK SEMUA”: PENTINGNYA MENJAGA AIR UNTUK KEHIDUPAN
Oleh: Rafselia Novalina dan Syevira Citra
Suaka Margasatwa Rimbang Baling merupakan salah satu hutan perbukitan yang masih tersisa di Riau yang berpotensi sebagai habitat Harimau Sumatera. Kawasan ini memiliki panorama yang indah dengan topografinya yang berbukit-bukit. Di sana terdapat Sungai Subayang dengan tepian berpasir putih yang air jernihnya mengaliri kawasan tersebut. Sungai tersebut tak hanya menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup di sana, namun juga jalur transportasi utama bagi masyarakat lokal.
Pada Juli lalu, WWF-Indonesia memproduksi sebuah film pendek yang bercerita tentang pentingnya air sungai bagi penduduk desa dan keberadaan Harimau Sumatera beserta habitatnya, dibalut dengan kearifan lokal masyarakat Rimbang Baling. Film tersebut dibuat sebagai salah satu media penyadartahuan akan keterkaitan harimau, hutan, dan air, serta memperkenalkan fresh-water project di Suaka Margasatwa Rimbang Baling. Film ini mengambil lokasi syuting di Desa Muara Bio, satu dari banyak desa yang warganya menggantungkan hidup pada Sungai Subayang.
Film berjudul “Sungai untuk Semua” ini diputar perdana pada 8-9 Agustus 2015 di Desa Muara Bio, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Riau dalam rangka memperingati Global Tiger Day. Acara yang merupakan kolaborasi antara WWF-Indonesia Program Riau dengan Tiger Heart Riau ini beragendakan kegiatan edukasi lingkungan hidup bagi siswa SD serta aksi kampanye penyelamatan Harimau Sumatera dan habitatnya di lingkup masyarakat desa. Pada hari pertama kegiatan, sekitar 150 orang warga termasuk tim WWF-Indonesia Program Riau dan Tiger Heart Riau antusias menyaksikan film berdurasi 10 menit ini. Tak disangka, di akhir pemutaran film, para penonton mengaku tersentuh hatinya.
Di akhir sesi “Nonton Bersama” (nobar) malam itu, masyarakat Desa Muara Bio mengungkapkan harapan mereka agar kelestarian alam di Suaka Margasatwa Rimbang Baling dapat terus terjaga. Lewat pengalaman menonton film “Sungai untuk Semua”, mereka tersadar bahwa sungai merupakan sumber kehidupan. Jika sungai rusak, maka tidak ada lagi sumber air bersih dan jalur transportasi akan terganggu. “Kita juga harus sayang binatang dan pohon. Kita tidak boleh sembarang membunuh binatang. Karena kalau (binatang) dibunuh, maka tidak ada makanan untuk harimau,“ ujar Farrel, seorang siswa kelas 2 SD yang ikut menonton malam itu.