STATUS LINGKUNGAN HEART OF BORNEO 2014
Inisiatif konservasi Heart of Borneo yang telah berlangsung selama beberapa tahun dan hingga saat ini sudah memperoleh berbagai macam dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang ada. Tentu saja, kita perlu memiliki gambaran yang jelas dan komprehensif dari status lingkungan yang ada di HoB pada saat ini dan yang sebelumnya, serta melihat adanya perubahan besar dari kondisi ekologi yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan melalui proses pengamatan yang rutin.
Pada tahun 2008, status lingkungan HoB diukur untuk pertama kalinya. Ini menyebabkan pemantauan kesehatan lingkungan dari HoB yang akan diukur dengan menggunakan serangkaian indikator biologis dan ekosistem ilmiah yang berasal dari waktu ke waktu secara berkala.
Indikator tersebut terdiri dari empat jenis:
- Indikator biologi tentang status ekosistem utama dan spesies utama yang dipilih;
- Indikator sosial ekonomi pada kesejahteraan masyarakat di HoB;
- Indikator ancaman dinilai dalam lingkup tingkat keparahan dan ireversibilitas (termasuk konversi, panen kayu, kebakaran hutan, pertambangan);
- Indikator pengelolaan konservasi (termasuk representasi kawasan lindung, keutuhan, keefektivitasan)
Menurut data yang ada, deforastasi hutan di HoB telah meningkat 2,9 % sejak 2007 hingga 2012. Dua di antara beberapa pemicu utama deforestasi adalah konversi industri hutan alam dan kebakaran hutan. Meskipun konversi hutan terus-menerus terjadi, masih ada wilayah yang cukup besar bagi kepentingan ekosistem HoB. Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa laju deforestasi HoB ternyata jauh lebih rendah dibandingkan deforestasi yang terjadi di seluruh Kalimantan.
Kebakaran hutan merupakan ancaman tertinggi kedua. Kebakaran hutan di HoB masih terjadi setiap tahun dan daerah yang paling sering terkena dampak adalah bagian barat Kalimantan Barat, lembah-lembah dataran rendah Kalimantan Tengah HoB dan sebagian tengah dari Sabah. Tingginya jumlah titik api terdeteksi di hampir semua (direncanakan) perkebunan kelapa sawit yang ada di HoB. Sejumlah kebakaran hutan yang luar biasa tinggi terjadi di dalam area konsesi penebangan.
Berdasarkan analisis perubahan, laporan tersebut juga menyatakan bahwa masih ada harapan bagi kelangsungan HoB dan masih sangat memungkin untuk mencapai target 2020 bagi kepentingan ekosistem di Heart of Borneo, selama intervensi konservasi yang memadai berada tepat di jalurnya. Pada dasarnya masing-masing pemerintah Sabah, Sarawak, Brunei dan Indonesia sangat bersedia untuk mengurangi laju deforestasi dan untuk membalikkan tren ke situasi yang lebih menyakinkan.
Dengan meningkatnya deforestasi dalam beberapa tahun terakhir di HoB, ini merupakan saat yang krusial bagi pemerintah yang tentu saja harus mendapatkan dukungan berbagai macam mitra ataupun pemangku kepentingan untuk memenuhi target 2020 bagi kelangsungan HoB.
Mohon klik disini untuk mengunduh artikel lengkap (dalam Bahasa Inggris): http://awsassets.panda.org/downloads/the_environmental_status_of_the_he…