SISTEM KETERLACAKAN, SEDERHANA DAN SULIT PADA SAAT BERSAMAAN
Oleh: Mohammad Budi Santosa - Fisheries Officer WWF-Indonesia
Sejak bergabung dengan Program Seafood Savers pada Juni 2015, PT Mustika Minanusa Aurora (MMA) mulai mengimplementasikan program perikanan budidaya (Aquaculture Improvement Program/AIP) menuju pemenuhan standar ASC-Shrimp pada 11 rantai suplai udang windunya yang terpilih.
Sebagai salah satu komponen penting AIP, serta salah satu syarat mutlak agar produk udang windu yang dihasilkan oleh PT MMA bisa memenuhi standar perdagangan internasional adalah terimplementasinya sistem keterlacakan produk (product traceability system). Hingga saat ini, sistem keterlacakan merupakan solusi yang paling efektif untuk memberikan informasi serta memastikan asal-usul produk yang dihasilkan. Setiap tahun, PT MMA dapat menghasilkan sampai dengan 3.600 ton produk udang windu yang berasal lebih dari 50 rantai suplainya dari berbagai penjuru Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Tanpa ada sistem keterlacakan yang baik, maka resiko kehilangan jejak atas asal-usul produk yang dihasilkan akan semakin besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, PT MMA mengembangkan Standard Operating Procedure (SOP) keterlacakan untuk produk udang windu. Hal ini dilakukan guna membantu perusahaan dan pasar pembeli luar negeri tujuan ekspor dalam melacak asal-usul udang windu yang mereka beli serta informasi terkait lainnya.
SOP keterlacakan ini merupakan pengembangan dari sistem pembelian yang selama ini telah dimiliki oleh PT MMA, dengan menambahkan informasi tentang pemilik tambak, lokasi, serta nama petak tambak asal udang windu. Informasi-informasi tersebut dibuat dalam bentuk kode menggunakan nomor, kemudian dicetak dan ditempelkan pada karton kemasan udang windu beku yag siap ekspor. Walau terlihat sederhana, implementasi sistem keterlacakan di lapangan sebenarnya membutuhkan komitmen yang sangat tinggi dari para pembudidaya, pengepul, serta pabrik pengolahan untuk tidak mencampur adukkan produk–produk udang windu yang berasal dari ratusan petak tambak setiap harinya.
Hingga sekarang, penerapan prosedur ini masih dikhususkan untuk para rantai suplai yang telah terdaftar dalam Program Seafood Savers. Namun PT MMA berkomitmen untuk mengaplikasikannya kepada seluruh produk udang windu yang diterima ke perusahaan tersebut jika dalam beberapa tahun ke depan prosedur ini bisa berjalan dengan baik.