SIGNING BLUE TERUS BERKEMBANG DI TENGAH BANYAKNYA TANTANGAN
Target ke depan khusus untuk daerah Bali, Signing Blue akan menambah jumlah partnership. Sebab secara umum, sektor pariwisata dinilai sudah banyak yang memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki, turut melestarikan budaya dan tetap memberikan pelayanan jasa untuk wisatawan dengan maksimal.
Gerald, Signing Blue Corporate Engagement, menyebut, meski dari segi internal manajemen sudah baik, masih ada tugas penting dalam pengelolaan lingkungan. Pelaku pariwisata di Bali masih kurang tanggap akan pentingnya mengelola lingkungan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya wisatawan lokal dan mancanegara yang overload.
Hal ini berpengaruh pada sulitnya pengawasan wisatawan terhadap pelestarian lingkungan. Misalnya saat diving di Pulau Nusa Penida, mereka tidak sengaja atau dengan sengaja melakukan perusakan terumbu karang. Selain ilmu wisatawan terhadap pelestarian lingkungan di laut kurang, pelaku wisata juga tidak memberikan edukasi yang cukup terkait hal tersebut. Sehingga pada suatu ketika, terumbu karang yang seharusnya dijaga bersama, menjadi rusak permanen pada jangka waktu tertentu.
Selain Pulau Nusa Penida, Pantai Kuta juga merupakan salah satu titik di Bali yang mengalami over capacity dan sering terjadi ketika menjelang sunset. Banyaknya turis lokal dan asing di pantai menyebabkan sulitnya mengendalikan pembuangan sampah. “Akibatnya sampah yang dibuang dengan sengaja atau tertinggal di pasir akan tersapu ombak dan menjadi sampah laut,” jelas Gerald.
Signing Blue Akan Terus Tambah Anggota Pelaku Industri Wisata
Signing Blue dalam hal ini bergerak untuk mengajak pelaku pariwisata, masyarakat umum, dan para traveler untuk sadar akan menjaga lingkungan wisata bahari.
Jika mereka juga memiliki paket untuk diving dan snorkeling akan dilakukan penilaian pelaksanaannya di lapangan. Contohnya saat bertemu dengan satwa apakah sudah mengikuti kaidah yang benar dengan memberikan breafing kepada wisatawan sebelum menyelam, karena hal ini begitu mendasar untuk dilakukan oleh anggota Signing Blue yang mempunyai paket diving.
Semua dilakukan dengan terbuka serta melalui seorang assessor. Dalam hal ini assessor dapat disebut sebagai pihak ketiga yang melakukan penilaian, sedangkan pihak WWF hanya sebagai reviewer. “Ketika semua elemen yang diperlukan untuk menjadi anggota dari WWF sudah terpenuhi, maka akan dapat dinyatakan sebagai anggota Signing Blue,” terang Gerald.
Assessor, Penilai Performa Anggota Signing Blue
Pariama Hutasoit selaku assessor program Signing Blue merupakan relawan yang peduli terhadap wisata bahari di tanah air. Pariama ingin berbuat lebih untuk negeri, salah satunya menjadikan pelaku pariwisata peduli lingkungan untuk keberlangsungan bisnisnya.
Menurut Pariama, tugas seorang assessor adalah menilai dari ketiga indikator yang ditetapkan. Termasuk wisata bahari yang masuk dalam konservasi ekosistem laut. Pihaknya ingin mendorong orang lain turut peduli terhadap lingkungan sekitarnya. “Tentunya dilengkapi dengan data dan bukti-bukti akurat untuk membuat orang lain ikut melindungi wisata bahari bersama-sama,” ucapnya.