PERUBAHAN IKLIM GANGGU PRODUKSI IKAN DI JAMBI
Jambi, (ANTARA) - Perubahan iklim yang ekstrim terjadi belakangan ini menyebabkan produksi ikan segar dan ikan kering di wilayah pantai timur Provinsi Jambi menjadi terganggu dan cenderung mengalami penurunan.
""Dengan adanya perubahan iklim yang ekstrim tangkapan nelayan beberapa bulan terakhir terganggu dan menurun,"" ujar nelayan di Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Jambi David (40) di Muarasabak, ibukota Kabupaten Tanjabtim, Jumat.
David mengatakan, pada bulan Agustus biasanya merupakan saat-saat produksi ikan laut meningkat. Hal itu karena musim kemarau membuat air di sungai dan danau surut sehingga memudahkan untuk menangkap ikan.
Memasuki bulan Agustus ini, katanya, kondisi iklim tidak bisa ditebak.
Pada bulan Agustus diperkirakan sudah masuk musim kemarau, namun pada kenyataannya hujan masih tetap terjadi bahkan dengan kapasitas yang tinggi, akibatnya kondisi air laut, sungai maupun danau selalu dalam. Belum lagi kondisi angin dan ombak di laut juga tidak menentu.
Akibatnya, proses penangkapan ikan menjadi terhambat, hal itu berdampak langsung pada suplai ikan di pasaran menjadi menipis dan gilirannya harga ikan melambung.
David yang mengaku menjadi nelayan sejak umur 15 tahun itu menyebutkan akibat kondisi cuaca tidak menentu aktivitas mencari ikan menjadi terganggu akibat kondisi gelombang laut yang tidak menentu.
Sementara itu, menurut pengakuan beberapa pedagang ikan di pasar Muarasabak, rata-rata harga ikan di pasaran baik ikan laut maupun ikan tawar mengalami kenaikan. Harga ikan tawar yang biasanya dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram, kini bisa mencapai Rp20 ribu per kilogram.
""Ikan gabus ukuran besar harganya mencapai Rp25 ribu per kilo, sebelumnya Rp20ribu, ikan baung Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp20 ribu,"" ujar Ida salah seorang pedangan di pasar Selasa, Muarasabak.
Menurut Ida, akibat mahalnya ikan sungai maupun laut, banyak pedagang di Tanjabtim beralih untuk berjualan ikan hasil budiadaya. Sebab, produksi ikan hasil budidaya dengan menggunakan sistem keramba tidak terganggu kondisi cuaca.
Selain itu, harganya juga tidak terlalu mengalami lonjakan yang signifikan. Ida menyebutkan, harga ikan mas hasil budidaya kualitas terbaik hanya Rp20 ribu per kilogram, kualitas sedang Rp15 ribu per Kg, ikan patin Rp17 ribu per kg, kualitas sedang Rp15 ribu per kg.
""Sementara untuk ikan nila kualitas baik Rp20 ribu per kg, kualitas sedang Rp15 ribu per kg, sedangkan ikan bawal sungai hanya Rp15 ribu per kg kualitas sedang Rp12 ribu per kg,"" tambah Ida. (*/wij)