PENYELAMATAN BADAK SUMATRA YANG TERANCAM PUNAH, MEMBAWA HARAPAN BARU BAGI SPESIES INI
Jakarta, 29 November 2018. Pemerintah Indonesia dan Sumatran Rhino Rescue, sebuah aliansi yang terdiri dari lembaga-lembaga konservasi internasional terkemuka telah berhasil menyelamatkan dan merelokasi Badak Sumatera berjenis kelamin betina yang terancam punah dalam kondisi sehat ke tempat yang aman di Kalimantan dengan dukungan dari para mitra lokal. Operasi penyelamatan ini merupakan kegiatan utama dari program konservasi pembiakan yang bertujuan untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan serta untuk meningkatkan populasi Badak Sumatera ke jumlah yang memungkinkan untuk kemudian dilepas liarkan kembali ke habitatnya.
Pemindahan Badak Sumatera ini menggunakan sebuah truk dari lokasi penyelamatan di Kutai Barat, ke fasilitas penampungan sementara di Hutan Lindung Kelian Lestari yang juga berada di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Badak Sumatera merupakan salah satu mamalia besar di planet bumi yang terancam punah. Dengan jumlahnya yang kurang dari 80 individu di seluruh dunia, spesies ini berada pada titik kritis. Setelah bertahun-tahun diburu dan kehilangan habitat, ancaman terbesar yang dihadapi saat ini adalah jumlah populasinya yang sedikit dan tersebar di berbagai wilayah. Dikarenakan populasinya yang terisolasi, mengakibatkan sulitnya untuk menemukan pasangan. Usaha pembiakan Badak Sumatera pun memiliki resiko tinggi terhadap tingkat kesuburan badak sebagai akibat masa isolasi yang lama. Dalam kantong habitat mereka yang tersebar di dua pulau besar di Indonesia, harapan untuk kelangsungan hidup mereka bergantung pada kemampuan para pelaku konservasi untuk menemukan dan memindahkan mereka dengan aman ke fasilitas khusus yang dirancang untuk perawatan mereka.
Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia mengungkapkan, “Translokasi ini adalah langkah awal yang penting dalam upaya yang lebih luas untuk menyelamatkan Badak Sumatera, karena mereka sekarang berada dalam situasi kritis. Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh tidak hanya pada usaha penangkaran yang saat ini dilakukan tetapi juga untuk menjaga habitat alami Badak Sumatera dengan harapan pada akhirnya memperkenalkan kembali populasi spesies ini ke alam liar dengan kondisi yang lebih baik.”
Jon Paul Rodriguez, Ketua Komisi Penyelamatan Spesies IUCN mengatakan, “Dedikasi Pemerintah Indonesia dalam program ini, didukung dengan semangat dan usaha kolaboratif oleh Sumatran Rhino Rescue serta ilmu yang dipelajari selama beberapa tahun terakhir pada Badak Sumatera baik yang berada di penangkaran maupun di alam liar, mengizinkan kami untuk menegaskan bahwa kami memiliki perlengkapan yang baik untuk membawa proyek ini melangkah kedepan dengan sukses. Perencanaan yang baik dan hati-hati adalah kunci penyelamatan di minggu ini, kualitasnya kemudian akan terlihat pada bulan-bulan selanjutnya.”
Tim ahli yang dipimpin oleh WWF, pendiri Sumatran Rhino Rescue beserta mitra mendukung Pemerintah Indonesia dalam operasi pencarian dan penyelamatan di Kalimantan, bekerjasama untuk memastikan bahwa badak tetap aman dan sehat sepanjang proses penangkapan dan relokasi.
Rizal Malik, CEO WWF-Indonesia mengatakan, “Perjalanan ke depan masih panjang tetapi keberhasilan upaya penyelamatan hari ini menunjukkan masa depan yang cerah bagi Badak Sumatera. Badak Sumatera adalah warisan dan kebanggaan Indonesia; kita tidak bisa hanya diam menyaksikan kepunahan spesies ini. WWF mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah tegas dalam konservasi spesies ini, sebelum semuanya terlambat. Badak dan banyak spesies lain, sebagaimana kita ketahui, saat ini berada dalam bahaya besar karena habitatnya terdegradasi. Kami menyadari bahwa bahkan dengan persiapan bertahun-tahun dan dibantu para ahli konservasi badak terkemuka dari seluruh dunia sekalipun, operasi seperti ini tetap mengandung risiko. Namun dalam situasi kondisi satwa terancam kepunahan, kita hanya punya sedikit pilihan. Sekalipun risiko tetap mengancam badak yang kita coba selamatkan, namun kepindahannya ke tempat yang lebih aman dan kondusif bagi terjadinya repopulasi, tetap perlu dicoba. Kami sangat optimis terlebih melihat kesungguhan tim gabungan di lapangan yang berdedikasi penuh terus melanjutkan perawatan sepanjang waktu Pahu tinggal di rumah barunya.”