PENGENALAN HCR DAN HISTORICAL CATCH SEBAGAI PENETAPAN HARVEST STRATEGY DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN KERANG DI SIDOARJO
Oleh: Davidson Rato Nono (Capture Fisheries Officer WWF-Indonesia)
Kerang merupakan salah satu sumber daya perikanan yang cukup banyak dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu sumber protein hewani yang berasal dari laut. Mengacu pada data statistik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011, rata-rata volume produksi salah satu jenis kerang, yakni kerang darah mengalami penurunan sebesar 2,05% sejak tahun 2001 hingga tahun 2011.
Saat ini, jumlah nelayan yang memanfaatkan kerang semakin meningkat karena tren permintaan pasar yang cenderung naik. Apabila kondisi ini disertai dengan penggunaan alat tangkap tidak selektif yang mengganggu produktivitas kerang, maka akan berpotensi menyebabkan overfishing (Patrick et al, 2010). Oleh karena itu perlu adanya model pengaturan pemanfaatan kerang berkelanjutan yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang kewenangan pengelolaan dan disepakati serta dilaksanakan oleh semua stakeholder terkait, termasuk pengusaha perikanan dan nelayan.
Pada tanggal 12 Maret lalu, Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Jawa Timur (KPI Jatim) yang bekerjasama dengan WWF-Indonesia dalam skema JARING-Nusantara, mengadakan lokakarya untuk memperkenalkan metode pengumpulan data Historical Catch (Sejarah Pemanfaatan Perikanan) dan metode analisis Harvest Control Rules (Aturan Pengendalian Penangkapan). Historical Catch dan Harverst Control Rules digunakan sebagai dasar penetapan Harvest Strategy (Strategi Pemanfaatan Perikanan) dalam Rencana Pengelolaan Perikanan Kerang di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Pada lokakarya “Pengenalan Metode Pengumpulan Data Historical Catch dan Analisis Harvest Control Rules Sebagai Dasar Penetapan Strategy” dihasilkan rencana-rencana aksi yang dibutuhkan untuk mendukung pengelolaan perikanan yang lebih baik. Seperti, melakukan pengumpulan data hasil tangkapan atau produksi, melakukan analisis data (Historical Catch dan Harvest Control Rules), menetapkan Harvest Strategy untuk perikanan kerang di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Sidoarjo serta melakukan pendampingan dan penguatan kepada kelompok nelayan kerang yang ada di Sidoarjo.
Pengelolaan Perikanan Kerang yang Berkelanjutan
Potensi keberadaan kerang sebagai salah satu sumber daya dengan jumlah produksi yang cukup besar kurang diketahui oleh beberapa pihak. Hal ini dikarenakan masih kurang atau tidak adanya informasi serta data produksi kerang yang valid. Sehingga, sulit ditentukannya strategi pemanfaatan yang lebih baik untuk menjaga kelestarian sumber daya kerang. Hal ini terjadi di Provinsi Jawa Timur, khususnya Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu sentra produksi kerang terbesar di Indonesia.
Lokakarya yang dilaksanakan di Sidoarjo ini dihadiri oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sidoarjo, Penyuluh Perikanan Kabupaten Sidoarjo dan Learning Center Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) Universitas Airlangga Surabaya serta perwakilan kelompok nelayan kerang Desa Banjar Kemuning, Kabupaten Sidoarjo. Kehadiran dari berbagai pihak ini memiliki peran penting untuk mempercepat pengelolaan perikanan kerang yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Tindak lanjut dari lokakarya ini ialah agar setiap kebijakan pengelolaan nantinya akan menjadi kewenangan dari DKP Kabupaten Sidoarjo. Adapun peran dari dari Learning Center EAFM Universitas Airlangga, yakni melakukan analisis dari setiap data yang dikumpulkan oleh nelayan untuk menjadi dasar acuan penetapan Harvest Strategy dalam rencana pengelolaan perikanan kerang. Sedangkan peran dari KPI Jatim selaku pendamping langsung kegiatan ini ialah mengawal setiap pelaksanaan dari rencana aksi yang telah disepakati bersama. Peran KPI Jatim ini sejalan dengan inisiasi perbaikan perikanan kerang yang telah dilakukan sejak tahun 2013 (baca: JARING-Nusantara dan Koalisi Perempuan Indonesia Membantu Usaha Perbaikan Perikanan Kerang di Surabaya)
Lokakarya yang ditutup oleh Ibu Fesana Eradiaty selaku Kepala Seksi Pengelolaan Potensi Kelautan DKP Sidoarjo, ini disampaikan bahwa beberapa program dari Kabupaten Sidoarjo yang sudah sejalan dengan hasil lokakarya ini. Di samping itu, Ibu Fesana bersama dengan bidang-bidang terkait di DKP Kabupaten Sidoarjo bersedia bekerjasama serta akan menyampaikan hasil lokakarya ini kepada Kepala DKP Kabupaten Sidoarjo untuk kemudian menetapkan secara resmi pembagian peran dan tanggung jawab serta rencana aksi yang telah disepakati dalam kegiatan ini.