PELAJARI PENGELOLAAN WAKATOBI, WWF-INDONESIA DAMPINGI PEMDA DAN MASYARAKAT
Oleh Tutus Wijanarko
Dalam mendukung proses Pengelolaan Kawasan konservasi Perairan Daerah (KKPD) Di Kabupaten Alor dan Flores Timur, WWF-Indonesia melakukan pendampingan pembelajaran kawasan konservasi laut Taman Nasional Wakatobi (TNW) selama empat hari, dimulai dari tanggal 27 hingga 30 Mei 2014. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan pemerintah daerah dan masyarakat dari Kabupaten Alor dan Flores Timur. Diantaraanya dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Alor, DKP Kabupaten Flores Timur, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Flores Timur, serta tokoh masyarakat dari Kabupaten Alor dan Flores Timur.
Kunjungan diskusi ke instansi pemerintahan dan forum masyarakat di Taman Nasional Wakatobi dilakukan untuk mendapatkan gambaran bentuk pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Nasional Wakotobi. Kemudian kunjungan ke beberapa forum masyarakat diantarannya adalah forum nelayan Komanangi, forum yang bergerak dalam usaha pengolahan produk dari rumput laut yang berada di Desa Liya, Pulau Wangi-wangi, Forum Kahedupa Kaudani (FORKANI), forum masyarakat lintas sektor profesi yang bergerak secara mandiri di Pulau Kaledupa serta kunjungan ke Waha Tourism Community (WTC) sebuah forum swadaya masyarakat Wakatobi yang bergerak dalam pengelolaan kegiatan pariwisata dengan memaksimalkan sumber daya masyarakat lokal. Selain itu, rombongan studi banding juga sempat melakukan kunjungan ke Pulau Hoga, pulau wisata penyelaman untuk wisatawan lokal dan internasional.
Dari hasil kunjungan studi banding ke Wakatobi ini, secara keseluruhan didapatkan berbagai macam informasi mengenai model pengelolaan Taman Nasional yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Diantaranya, pertama manajemen kolaboratif, dengan melibatkan unsur Pemerintah daerah, Balai Taman Nasional, dan WWF-Indonesia dan masyarakat. Kedua, masyarakat yang berperan sebagai kunci berjalannya sistem pengelolaan Taman Nasional dilapangan, ditunjukkan dengan pembentukan kelompok atau forum secara mandiri. Ketiga, Komitmen yang kuat dari semua elemen, dengan adanya program sistem pengawasan secara rutin dan terpadu yang dilakukan sebulan sekali, seperti monitoring rutin delapan sumber daya penting yang ada di perairan Taman Nasional Wakatobi. Serta keempat, faktor kearifan lokal dilibatkan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Setelah dilakukan studi banding ini, diharapkan adanya aksi nyata dari Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal Kabupaten Alor dan Flores Timur untukmendukung proses pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan daerah di Kabupaten Alor dan Flores Timur.