PANTAI JAMURSBA MEDI, TEMPAT BERTELUR DAN TEMPAT KAWIN PENYU LEKANG
Oleh: Hadi Fernandus
Penyu Lekang adalah satu dari enam spesies penyu yang ditemukan di Indonesia dan populasinya terbanyak kedua setelah penyu belimbing yang bertelur di pantai Jamursba Medi dan Warmon. Penyu ini memiliki banyak ancaman di pesisir utara Kepala Burung Pulau Papua. Baik telur maupun dagingnya menjadi incaran predator darat.
Sarang Penyu Lekang yang mudah digali dan juga dangkal sehingga tingkat ancamannya sangat tinggi dari predator alaminya dan dari tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Di laut maupun di darat, penyu sangat rentan terhadap eksploitasi. Adapun aktivitas manusia lainnya yang dapat mengancam kepunahan penyu Lekang ialah tangkapan sampingan, eksploitasi yang membahayakan lingkungan serta perdagangan ilegal produk berbahan dasar penyu, seperti cincin atau gelang dari karapas Penyu
Pantai Jamursba Medi dan Warmon yang terletak di Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat, memiliki garis pantai sepanjang 18 km. Pantai yang bisa ditempuh selama empat hingga enam jam perjalanan dari Kota Sorong memberikan banyak cerita pada tim WWF-Indonesia saat melakukan field trip WWF Program Tambrauw. Dalam rangka sosialisasi Zonasi kawasan Konsevasi Perairan pada April silam, secara tidak sengaja tim WWF-Indonesia menemukan penyu lekang (Lepidochelys olivacea) sedang kawin di perairan pantai Jamursba Medi.
Ternyata, bukan hanya Penyu Lekang saja yang menjadikan perairan pantai Jamursba Medi tempat kawin setelah melakukan rute migrasi, tapi hal tersebut juga dilakukan oleh Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata).
Populasi Penyu Lekang di perairan Pantai Jamursba Medi dan Warmon semakin menurun. Data monitoring WWF tahun 2007- 2011 menunjukkan bahwa jumlah Penyu Lekang betina yang bertelur di kawasan Pantai Jamursba Medi dan Warmon berkisar 182.73 - 350.91 ekor tiap tahun. Penyu Lekang bertelur 2-3 kali setiap musim. Musim peneluran Penyu Lekang puncaknya pada bulan April-Mei di pantai Jamursba Medi, sedangkan masa inkubasi telur Penyu Lekang membutuhkan 52-60 hari.
Keberadaan penyu di ekosistem perairan Indonesia sangat penting, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi. Kita bisa menyelamatkan populasi Penyu Lekang dengan tidak membuang sampah sembarangan serta gaya hidup ramah lingkungan. Jika keduanya dilakukan secara bersama, tentunya dapat mengurangi dampak populasi penyu yang terancam punah. Oleh karena itu, WWF-Indonesia menyelenggarakan pelatihan dan patroli yang melibatkan masyarakat lokal sejak tahun 1993 sebagai upaya konservasi penyu di Jamursba Medi. Yang kemudian menjadikan Jamursba Medi sebagai wilayah upaya konservasi penyu dan situs kerja penting WWF-Indonesia untuk melindungi tempat bertelur dan kawin Penyu Lekang.
Apabila kamu sedang bermain di pantai dan menemukan penyu yang sedang bertelur, segera ikuti panduan Mengamati Telur Bertelur di sini.