PARA INVESTOR SIAP DENGAN MEKANISME PENDANAAN KARBON, JIKA KOPENHAGEN DAN NEGARA-NEGARA MEMBERI KEPASTIAN
Bangkok, Thailand (29/09/09): Sebuah jajak pendapat terhadap para investor yang mengelola aset sekitar US $ 7 triliun menunjukkan dukungan signifikan bagi perluasan mekanisme pendanaan (termasuk pasar) karbon terhadap 20 persen emisi karbon global akibat deforestasi dan degradasi hutan.
Namun, dalam jajak pendapat Investor Forest Carbon 2009 yang dilakukan oleh Brunswick Group atas prakarsa Forest Carbon Initiative WWF, terungkap bahwa para investor ini menginginkan adanya kebijakan pembiayaan publik pada tahap awal, kebijakan yang kondusif, kejelasan dalam kesepakatan internasional dan peraturan pemerintah. Hal tersebut menjadi prasyarat sebelum dana swasta dimobilisasi.
Komunitas investor ini berharap Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen Desember akhir tahun ini akan memasukkan REDD (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan) sebagai titik penting kerangka kebijakan untuk menurunkan emisi terkait sektor kehutanan.
""Semua kesepakatan global perubahan iklim harus memperhitungkan bahwa hutan memainkan peran penting dalam memerangi pemanasan global,"" kata James Leape, Director General, WWF International. ""Jika kebijakan yang kuat dapat dicapai untuk memastikan pengurangan emisi secara nyata dan memberikan manfaat nyata bagi komunitas sekitar hutan, para investor dapat memainkan peran kunci dalam mendukung REDD”.
""Kesepakatan di Kopenhagen - digabungkan dengan kemajuan pada inisiatif nasional - akan menjadi sinyal bagi investor bahwa REDD bisa dan akan berhasil, dan akan memastikan hutan berdiri lebih berharga daripada ditebang.""
Temuan terpenting dari wawancara mendalam dengan 25 senior manajer lembaga keuangan, analis perdagangan, dan spesialis investor untuk isu sustainability di Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik adalah sebagai berikut:
- Terdapat potensi signifikan bagi perluasan pasar karbon multi-miliar dolar, namun masih perlu prasyarat substansial yang harus dipenuhi oleh REDD supaya berhasil.
- Kesepakatan di Kopenhagen dan perundang-undangan di negara-negara kunci, termasuk AS merupakan prasyarat penting.
- Pendanaan sektor publik menjadi vital sebelum sebuah pendekatan berbasis pasar dapat menampakkan hasil.
- Masalah yang dapat muncul terkait verifikasi dan pemantauan dapat diatasi jika terdapat kerangka politik yang kuat.
- Pemerintah nasional harus memiliki kerangka hukum jangka panjang yang kuat untuk menciptakan kepastian bagi investor.
Jajak pendapat ini juga menemukan bahwa para investor ini memiliki pengetahuan yang tinggi tentang REDD dan melihat potensi yang kuat di masa depan pendanaan karbon. Namun, kemungkinan besar mereka dalam waktu dekat tidak akan berinvestasi tanpa kejelasan komitmen politik, pendanaan, dan pelaksanaan di lapangan oleh negara maju dan negara berkembang.
Para investor juga percaya bahwa compliance market (pasar wajib) karbon akan memberikan insentif yang kuat untuk menghentikan deforestasi di negara-negara yang memiliki hutan. Lebih dari sepertiga mengharapkan pasar karbon akan berkembang dari voluntary market (pasar sukarela) ke compliance market dalam lima sampai lima belas tahun, jika pendekatan berbasis pasar dapat dipenuhi. Ini akan memerlukan aksi dari pemerintah, termasuk pendanaan sektor publik, untuk memberikan landasan bagi pasar dan mendukung upaya untuk membangun kapasitas hukum dan teknis untuk REDD oleh negara-negara yang memiliki hutan.
Pencapaian penting yang diharapkan para investor adalah kesepakatan dalam perundingan iklim di Kopenhagen yang didukung oleh negara-negara ekonomi penting, seperti Cina dan India, termasuk perundang-perundangan perubahan iklim AS. Kerangka kerja legislatif yang kuat di negara-negara pemilik hutan dipandang sebagai inti dalam mengatasi verifikasi dan pemantauan yang selama ini dianggap menghambat persetujuan terkait REDD di masa lalu.
Para investor memiliki pandangan positif terhadap proposal REDD, yang didukung oleh WWF, dimana isinya mengakui pendekatan bertahap, termasuk program percontohan.""REDD penting bagi sebuah solusi iklim, juga sektor keuangan dalam pelaksanaan REDD,"" kata Donald Kanak, Chairman of WWF’s Forest Carbon Initiative. ""Dalam jangka panjang, modal swasta dapat memainkan peran besar, jika kondisi tertentu dipenuhi. Kita perlu pemerintah agar segera membentuk pendanaan yang memadai guna mendukung negara-negara yang memiliki hutan sehingga siap dengan REDD.""
Menanggapi penemuan-penemuan dalam jajak pendapat tersebut, Zulfira Warta, Koordinator Pengembangan Proyek REDD, WWF-Indonesia, memberikan penjelasan, ""Meski potensi pendanaan karbon sangat besar, namun untuk membuat potensi tersebut menjadi kenyataan memang diperlukan perangkat kebijakan dan kerangka legal yang kuat dan kredibel. Hal ini diperlukan untuk mengurangi resiko dan memberi kepastian kepada para pihak yang berhubungan kegiatan tersebut, termasuk investor dan masyarakat yang tergantung hidupnya pada hutan.”
Informasi lebih lanjut:
Media dan materi terkait dapat ditemukan di www.panda.org /climate
Peserta dalam survei diambil dari lembaga terkemuka di Amerika Serikat, Eropa (Inggris, Jerman, Swiss, Republik Irlandia, Perancis dan Belanda) dan Asia-Pasifik (Jepang dan Australia). Termasuk perusahaan-perusahaan yang bersama-sama mengawasi aset sekitar US $ 7 triliun: Allianz Global Investor, Barclays Capital, Blackrock, Citigroup, EKO Asset Management, F & C Asset Management, Fortis, Generation Investment Management, Impax Asset Management, Jupiter, Kaufman Bros , KBC Asset Management, Newton, Nikko Asset Management Co, Pictet, RCM Capital Management, Swiss Re, UBS.
Survei ini dilakukan oleh Brunswick Research, sebuah perusahaan riset opini global yang fokus pada penelitian yang dilakukan di berbagai negara untuk FTSE100 dan perusahaan Fortune 500. Wawancara mendalam untuk survei kualitatif dilakukan selama periode 18 Agustus-17 September 2009. Opini dalam jajak pendapat merupakan pandangan peserta survei dan bukan pandangan WWF.
Tentang Forest Carbon Initiative WWF
Forest Carbon Initiative WWF menyatukan upaya WWF dalam isu konservasi, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Dengan koordinasi yang intensif, baik dengan kantor nasional dan program-program di seluruh dunia, kami bekerja untuk meningkatkan dukungan terhadap kerangka kebijakan global untuk REDD dan upaya pelaksanaan REDD di lapangan, termasuk mengidentifikasi dan mendukung pelaksanaan tingkat negara melalui peningkatan kapasitas, pengujian pendekatan, dan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai program REDD nasional. FCI melakukan berbagai penelitian dan mengumpulkan pemikiran para pemimpin dari berbagai negara dan berbagai sektor untuk memajukan dialog mengenai isu-isu kritis REDD, seperti mekanisme pembiayaan dan tantangan implementasi. Bukan hanya untuk mencapai manfaat iklim, tapi manfaat yang lebih luas bagi keanekaragaman hayati dan orang-orang yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka. FCI tidak bertujuan mencapai bersih emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi pada tahun 2020.
Informasi lebih lanjut mengenai Forest Carbon Initiative WWF dapat ditemukan di: www.panda.org/forestcarbon
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Melissa Tupper, WWF, Washington D.C., +1 (202) 569-0842, Melissa.Tupper@wwfus.org
Oliver Phillips, Brunswick Group, New York, + (917) 861-0331, ophillips@brunswickgroup.com
Maria Figueroa Kupcu, Brunswick Group, New York, +1 (212) 333-3810,
mkupcu@brunswickgroup.com
Zulfira Warta, REDD Project Development Coordinator WWF-Indonesia, +6281510365320,
zwarta@wwf.or.id
Fazedah Nasution, Communications Officer Climate and Energy Programme WWF-Indonesia,
+6281315800396, fnasution@wwf.or.id