PARA AHLI MEMBAHAS TEMUAN DARI #XPDCMBD
Penulis: Novita Eka Syaputri (Sunda Banda Seascape Communication and Campaign Assistant, WWF-Indonesia)
WWF-Indonesia dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Balitbangkan - KKP) pada tanggal 14-15 Maret 2016 melaksanakan mini workshop yang melibatkan seluruh tim peneliti dan praktisi pada Ekspedisi Maluku Barat Daya (#XPDCMBD). Kegiatan mini workshop ini diadakan untuk melakukan verifikasi hasil temuan terkait kondisi ekologi, sosial ekonomi, serta pemanfaatan dan tata kelola sumber daya laut, sekaligus memformulasikan opsi-opsi pengelolaan laut yang sesuai untuk Kabupaten Maluku Barat Daya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan), Balitbangkan – KKP Prof. Dr. Hari Eko Irianto pada pembukaan mini workshop ini mengatakan bahwa besar harapannya agar laporan dari ekspedisi ini dapat mendokumentasikan kekayaan sumber daya perikanan dan sosial ekonomi di Maluku Barat Daya.
Dalam dua hari mini workshop yang diadakan di kantor Puslitbang Perikanan Badan Litbang Kelautan dan Perikanan KKP, Ancol Timur ini dibahas beberapa tema besar, yaitu kondisi ekosistem terumbu karang dan spesies panji (ekologi), kondisi sosial ekonomi, pemanfaatan sumber daya laut, dan tata kelola sumber daya laut. Banyak fakta menarik dan saran penting yang disampaikan oleh masing-masing tim. Tim ekologi dalam presentasinya memaparkan bahwa secara umum kondisi terumbu karang di wilayah perairan Maluku Barat Daya masih dalam kondisi baik. Selain itu, perairan Maluku Barat Daya juga menjadi lokasi koridor migrasi mamalia laut. Dari segi sosial ekonomi, budaya di Maluku Barat Daya, seperti sasi ternyata dapat diintegrasikan ke dalam bentuk pengelolaan sumber daya formal yang melibatkan partisipasi masyarakat. Selain fakta-fakta tersebut, ditemukan juga beberapa masalah yang menjadi tantangan dalam pengelolaan wilayah Maluku Barat Daya ke depannya. Misalnya saja, sumber daya perikanan yang melimpah ini tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ketersediaan pasar, es batu, transportasi, dll sehingga pemanfaatannya tidak maksimal. Berdasarkan fakta yang ada, seluruh ahli kemudian mengidentifikasi beberapa opsi pengelolaan kawasan laut yang paling sesuai untuk Kabupaten Maluku Barat Daya. Salah satu hal yang disepakati bersama oleh peserta kegiatan ini adalah perlunya peningkatan pengetahuan dan keahlian masyarakat dalam pengelolaan sumber daya, khususnya kelautan dan perikanan.
Masukan-masukan serta permasalahan yang dipaparkan selama dua hari kemarin akan dielaborasi dalam laporan ekspedisi yang nantinya akan diteruskan ke pemerintah Kabupaten Maluku Barat daya, Provinsi Maluku, hingga tingkat nasional. Tentunya dengan harapan rekomendasi pengelolaan kawasan dan perikanan yang disarankan dapat diadopsi sesuai dengan kewenangan pemerintah. Pengelolaan kawasan dan perikanan yang tepat guna dan tepat sasaran sangat diperlukan demi memaksimalkan potensi sumber daya Kabupaten Maluku Barat Daya dan Provinsi Maluku yang diproyeksikan menjadi “Lumbung Ikan Nasional”. Selain itu juga untuk mewujudkan target Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membentuk 20 juta hektar Kawasan Konservasi Perairan Maluku pada tahun 2020.
Ketua Kelompok Peneliti Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut, Puslitbangkan – KKP Drs. Bambang Sumiono, M.Si dalam penutupan mini workshop menyampaikan rasa terima kasihnya kepada WWF-Indonesia yang telah menginisiasi kegiatan survei cepat Ekspedisi Maluku Barat Daya yang jarang dilakukan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Beliau juga mengatakan bahwa saat ini KKP sedang giat mengidentifikasi potensi dan tantangan untuk memajukan wilayah terdepan, wilayah Maluku Barat Daya merupakan salah satunya. Oleh karena itu, hasil survei cepat ini sangat penting sebagai bahan pertimbangan kebijakan nantinya.
Selayang Pandang #XPDCMBD
Pada tanggal 1-15 November 2015 lalu, WWF-Indonesia dan tim peneliti gabungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Barat Daya, Universitas Pattimura (Unpatti), Institut Pertanian Bogor (IPB), WWF-Indonesia, dan Wildlife Conservation Society-Indonesia Program melaksanakan survei cepat ekologi, sosial, dan perikanan di kawasan Maluku Barat Daya. Survei cepat ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi penting terkait kondisi ekologi, sosial dan perikanan, yang berguna dalam merancang upaya pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia dan mendukung praktik perikanan berkelanjutan.
Ikuti cerita perjalanan tim #XPDCMBD dalam melakukan survei cepat sumber daya, perikanan, ekologi, dan sosial ekonomi di perairan Kabupaten Maluku Barat Daya di http://www.wwf.or.id/xpdcmbd.