PAPUA PROMOSIKAN ENERGI TERBARUKAN
JAKARTA-Puluhan pakar dalam dan luar negeri hadir dalam Konferensi Internasional Keragaman Hayati yang pertama di Jayapura, Papua. Konferensi yang kemarin dibuka oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup
Gusti Muhammad Hatta itu bakal berlangsung hingga 14 November nanti. ""Sistem kearifan tradisional perlu didorong"". Tanggungjawab pengelolaan lingkungan, kata Hatta, tak hanya ada di tangan pemerintah, tapi juga semua pihak.
Pada hari pertama, Emil Salim, Bruce Beehler, Alex Rumaseb, Ishak Halatu, dan Terry Hill menjadi keynote speaker. Sedangkan Gubemur Papua Barnabas Suebu dan Gubernur Papua Barat Abraham 0. Ataruri menyampaikan pidato pembukaan.
Menurut Barnabas Suebu, 50 persen hutan konversi dl wilayahnya bakal dipelihara untuk pengelolaan hutan berkelanjutan. ""Hutan primer dengan nilai konservasi tinggi tidak boleh dialokasikan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pemanfaatan lainnya,"" katanya. Pihaknya berjanji meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari pemanfaatan lahan yang sementara berlangsung. Termasuk perkebunan kelapa sawit.
Pemerintah Provinsi Papua akan mempromosikan dan mengembangkan industri-industri berbasis energi terbarukan. Barnabas menyebut sumber energi yang berasal dari tenaga air angin dan matahari. Tidak ketinggalan sumber-sumber biofuel yang beriimpah di Papua seperti sagu dan nipah. Promosi juga dilakukan untuk mengembangkan usaha-usaha kecil dan penengah pada bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan. Usaha-usaha ini, kata Barnabas, adalah mesin penggerak ekonomi di perkampungan.
Penyelenggara konferensi adalah Pemerintah Provinsi Papua Provinsi Papua Barat, World Wild Life Fund, Region Sahul Papua dan Conservation Intemational. Peserta akan melihat langsung daerah biodiversitas seperti Cagar Alam Cycloops di Jayapura dan spesies di Taman Nasional Wasur Merauke. Juga biota laut di Teluk Humbolt dan Kepulauan Raja Ampat Papua Barat. Mereka diajak pula ke Asmat di Wamena untuk mengenal budaya suku ini.UNTUNG WIDYANTO