PANDA MOBILE AJARI SISWA SEKOLAH NASIONAL ALAMANDA TENTANG HIDROPONIK
Rabu pagi, 23 Januari 2019, cuaca mendung mengiringi tim Panda Mobile menuju Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Nasional Alamanda, Depok, Jawa Barat. Meski suasana langit muram, tetapi tim Panda Mobile tetap bersemangat menyiapkan berbagai kegiatan edukasi lingkungan di sekolah tersebut, mulai dari mewarnai gambar, dan berbagai permainan. Tetapi, aktivitas paling menarik kali ini adalah menanam tanaman dengan metode hidroponik.
Benar saja, para peserta acara terlihat bersemangat saat mengikuti kegiatan bercocok tanam dengan metode hidroponik. Mereka sudah siap dengan botol air mineral bekas masing-masing. Mereka terkesima ketika mengetahui bahwa ternyata tanaman tidak harus ditanam di tanah. “Aku baru tahu kalau botol bekas bisa dibuat jadi tempat tanaman, terima kasih kakak WWF-Indonesia,” kata Zidane, salah satu siswa SD Nasional Alamanda, yang mengungkapkan antusiasmenya dengan setengah berteriak.
Melihat para peserta cilik yang datang dengan rasa ingin tahu yang tinggi, tim Panda Mobile pun semakin semangat untuk menjelaskan tentang hidroponik. Volunteer dan guru sekolah memulai praktik dengan membimbing anak-anak untuk menyulap botol air mineral menjadi wadah tanaman hidroponik. Awalnya botol air kemasan bekas dipotong menjadi dua bagian, lalu bagian tutupnya dilubangi dan diberikan sumbu yang terbuat dari kain perca. Sumbu kain berguna sebagai penghantar air atau pengganti akar dari air yang ada di bagian bawah botol. Kemudian di bagian atas wadah botol diletakkan rockwool untuk menyimpan beberapa biji sayuran. Kali ini, Panda Mobile mengajak peserta mencoba menanam caisim dan kangkung.
Tidak sampai di situ, siswa-siswi Sekolah Alamanda masih penasaran tentang cara merawat tanaman dengan metode hidroponik. Bagi mereka, cara menanam dengan hidroponik adalah hal baru. Menurut tim Panda Mobile, benih sayuran yang ditanam di media tanam hidroponik tersebut harus disimpan di ruangan lembab selama dua pekan. Ketika benih sudah berkembang, memperlihatkan daun muda dan akar, maka tanaman baru bisa dipindahkan ke luar ruangan hingga terkena sinar matahari. Agar pertumbuhan tanaman optimal, air hidroponik harus dilengkapi nutrisi berupa pupuk cair.
Selain kegiatan bertanam dengan metode hidroponik, posko Panda Mobile lainnya juga tak kalah seru. Peserta bisa bermain engklek orangutan, yang menceritakan tentang fakta-fakta mengenai Orangutan Sumatera dan Orangutan Kalimantan. Selain itu, ada juga pemutaran film Quartet Of The Crossroads yang menggambarkan tentang upaya konservasi yang dilakukan oleh WWF-Indonesia.
Praktik hidroponik, permainan engklek, dan film adalah hal sederhana yang dapat dilakukan sebagai media untuk edukasi tentang lingkungan. Dari sudut pandang peserta, kegiatan ini bisa saja dianggap sebagai permainan. Tetapi, tim Panda Mobile dan segenap volunteer berharap semua kegiatan tersebut bisa melekat di benak peserta cilik. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang cinta lingkungan.