P3ST, BENTUK DUKUNGAN MASYARAKAT SELAYAR TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA TN TAKA BONARATE
Martina Rahmadani (Responsible Marine Business Officer, WWF-Indonesia)
Sejak tahun 2014, di Bentang Laut Southern Eastern, WWF-Indonesia telah memperluas wilayah kerjanya hingga ke Taman Nasional (TN) Taka Bonarate. Salah satunya dengan pengembangan program WWF-Indonesia terkait pariwisata yang bertanggung jawab yang berbasis komunitas. Kajian penilaian awal potensi dan kondisi TN Taka Bonerate sebagai ‘pintu masuk’ program pariwisata yang bertanggung jawab WWF-Indonesia di bentang laut ini, dilakukan pada awal Mei 2015, dengan menggunakan langkah studi kelayakan (feasibility) untuk melihat kondisi terkini dari kepariwisataan TN Taka Bonarate sehingga dapat direncanakan program kedepannya. Dari studi ini dikemukakan bahwa pengembangan pariwisata di kawasan ini memiliki peluang dan tantangan. Dibalik keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki, Balai TN dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Selayar belum bekerja secara sinergi dan kurang melibatkan komunitas setempat dan operator wisata lokal dalam upaya pengelolaan TN Taka Bonarate terkait sektor pariwisata.
Hasil studi ini kemudian ditindaklanjuti oleh Balai TN Taka Bonarate, Pemkab Selayar, dan mendapatkan respon positif dari masyakarat Selayar. Pada tanggal 4-5 November 2015 lalu, WWF-Indonesia bekerja sama dengan Balai TN Taka Bonarate, Pemkab dan masyarakat Selayar, menyelenggarakan diskusi kelompok terarah (forum group discussion/FGD) untuk membahas kondisi kepariwisataan di Kabupaten Selayar yang masih kurang terkoordinasi dengan baik, yang mana para pelaku bisnis dan pihak pemerintah berjalan sendiri-sendiri dalam pengembangan sektor pariwisata. Hal ini tentu menghambat kemajuan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Selayar.
Sekitar 35 orang peserta hadir dan mengemukakan pendapat mengenai kegiatan kepariwisataan yang telah mereka lakukan selama ini di Kabupaten Selayar, seperti melakukan promosi dan pemasaran kawasan TN Taka Bonerate; peningkatan sarana akomodasi; penyewaan kapal; serta peningkatan kapasitas. Namun hal ini masih berjalan sendiri tanpa adanya koordinasi yang baik. Selama kurang lebih tiga jam melakukan penggalian permasalahan yang dihadapi seperti kurangnya sarana dan pra sarana dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata; masih banyak terdapat aktivitas manusia yang mengancam lingkungan (penambangan liar, penangkapan ikan secara ilegal dan merusak); sampah; dan lain sebagainya, para peserta bersepakat bahwa terdapat lima hal penting dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Selayar, yaitu Aksesibilitas dan Fasilitas, Standarisasi, Produk, Kelembagaan, dan Lingkungan.
Dari lima hal yang dibahas tersebut, salah satu yang menjadi perhatian utama seluruh peserta adalah kelembagaan, yang mana merupakan faktor penting bagi Kabupaten Selayar kedepannya dalam mengembangkan kawasan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia hingga mancanegara.
Berdasarkan perhatian utama terkait isu kelembagaan inilah, salah satu kesepakatan yang dicapai di FGD ini adalah dengan membentuk Perkumpulan Penggiat Pariwisata Selayar Taka Bonerate (P3ST), sebuah wadah yang diharapkan dapat menjadi ‘payung’ bagi seluruh stakeholder dan pelaku bisnis di sektor pariwisata di Kabupaten Selayar untuk saling bertukar informasi dan menemukan gagasan untuk mempercepat pengembangan kepariwisataan di Selayar.
Kegiatan FGD ini dihadiri oleh sekitar 35 orang peserta yang berasal dari berbagai macam lembaga, yaitu pemerintah; pelaku usaha dari sektor pariwisata seperti pemilik dan pengelola jasa penginapan, penyedia jasa transportasi, dan operator selam; serta pihak perbankan, yang berada dan beroperasi di Kabupaten Selayar.
TN Taka Bonarate, Kabupaten Selayar, terletak di Bentang Laut Southern Eastern, yang mana merupakan bagian dari Bentang Laut Sunda Banda dan tercakup ke dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle).