ORANGUTAN SUMATRA, SANG SATWA PENGELOLA HUTAN
Sematan nama orangutan dalam bahasa Indonesia yang dipakai kalangan internasional merupakan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Satwa liar ini di Indonesia hanya terdapat di dua pulau besar di Indonesia yaitu Orangutan Kaliamantan (Pongo pygmaeus) di Kalimantan, Orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Sumatra Utara.
Provinsi Aceh merupakan habitat utama Orangutan Sumatra, di mana orangutan hidup di kawasan hutan Leuser dan sebagian kecil berada di blok hutan di Sumatra Utara. Sedangkan Orangutan Tapanuli berada secara spesifik di kawasan hutan Batases yang kritis oleh IUCN (The International Union for Conservation of Nature). Ancaman terhadap kelestarian orangutan terus terjadi terutama akibat fragmentasi habitat, hilangnya hutan terutama di dataran rendah karena alih fungsi kawasan hutan, dan perburuan orangutan. Pembangunan ekonomi dan pembukaan kawasan hutan telah menyudutkan populasi Orangutan Sumatra di habitat aslinya di hutan Aceh. Hal ini diperparah dengan masih maraknya perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar ditambah dengan lemahnya penegakan hukum satwa liar di Indonesia juga turut mengancam kelestarian Orangutan Sumatera.
Jumlah keseluruhan orangutan diperkirakan berkisar 13.710 individu di habitat seluas 2.053.276 ha. Populasi Orangutan Sumatra terbesar berada di bentang alam Leuser, sedangkan jumlah Orangutan Tapanuli berkisar 760 individu dan diperkirakan hanya dua metapopulasi reintroduksi Orangutan Sumatra yang diprediksi akan mampu lestari hingga 100-500 tahun yang akan datang, bila reintroduksi orangutan di metapopulasi ini tetap terlaksana hingga sepuluh tahun ke depan (Utami-Atmoko dkk. 2017).
Satwa Pengelola Hutan
Kehadiran Orangutan Sumatra di hutan telah menunjukkan tugas pokok dan fungsi orangutan di dalam kawasan hutan, Orangutan Sumatra secara alami telah hidup dan berinteraksi dengan lingkungan hutan itu sendiri. Kemampuan pengelolaan hutan dapat diuraikan sebagai berikut, pertama pemilihan pohon sarang, orangutan mampu memilih pohon tertentu untuk membuat sarangnya, pohon-pohon sarang yang dipilih tentu dengan kemampuan tertentu, pohon sarang tersebut harus kuat, memiliki cabang yang lentur dan elastis yang juga mampu menahan baban manusia ini adalah salah satu keahlian orangutan dalam memilih pohon.
Kedua, pergerakan orangutan lintas pohon, orangutan dalam pergerakannya telah melintasi pohon melalui cabang-cabang pohon yang kuat, cabang-cabang lintas pohon merupakan jalan utama bagi pergerakan orangutan. Pemilihan cabang juga sangat spesial karena hanya cabang-cabang yang kuatlah yang dilintasi oleh orangutan, mengingat orangutan memiliki berat tubuh 60 -90 kg.
Ketiga, mendistribusikan benih tanaman hutan, orangutan merupakan pemakan buah, mereka mengonsumsi buah-buahan hutan sebagai makanan utama dan hampir 60 persen orangutan memakan buah-buahan dan biji dari buah-buahan tersebut keluar melalui kotoran dan tersebar di lantai hutan dan secara tak langsung orangutan telah membantu menyebarkan benih pohon di hutan.
Masih banyak lagi fungsi orangutan di kawasan hutan, secara tak langsung orangutan menumbuhkan pohon yang secara alami telah membentuk hutan, hutan telah menjadi rumahnya selama ratusan tahun, dan terkelola secara baik, cabang-cabang pohon telah sistematis dikelola tanpa sentuhan tangan manusia,
Pengelolaan ini memang kompleks dan tak terlihat dengan jelas oleh manusia, padahal kehidupan harian Orangutan Sumatra di habitatnya dari pagi hari hingga malam hari telah membentuk hutan secara utuh, secara tak langsung orangutan telah membantu menyebar biji, memperbaiki struktur vegetasi (pohon) hingga mengontrol serangga tertentu.
Orangutan Sumatra hampir seluruhnya berhabitat di hutan Aceh dan ini menunjukkan bahwa hutan Aceh sangat penting bagi konservasi orangutan liar di habitat asli. Kelestarian populasi Orangutan Sumatra di masa yang akan datang sangat tergantung pada tingkat kehilangan habitat, fragmentasi, perburuan dan berapa lama ancaman-ancaman tersebut terjadi sebelum bisa dikurangi atau dihentikan. Merupakan peran kita semua untuk menyelamatkan hutan Aceh yang merupakan habitat penting bagi kelangsungan hidup Orangutan Sumatra dimasa yang akan datang.