MENGHEMAT LISTRIK KURANGI RISIKO PERUBAHAN IKLIM
[JAKARTA] Menghemat penggunaan energi listrik dan mengurangi kendaraan pribadi, sangat berperan mengurangi risiko perubahan iklim. Karena itu, masyarakat perkotaan sudah waktunya terlibat mengurangi risiko perubahan iklim untuk menyelamatkan bumi dari bahaya emisi karbon yang meningkatkan efek gas rumah kaca.
Direktur Program Iklim dan Energi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Fitrian Ardiansyah mengatakan, aktivitas tersebut amat terkait dengan ekonomi. Jika pengurangan aktivitas itu diabaikan, Bumi dipastikan akan semakin panas dengan kenaikan dua hingga empat derajat Celcius.
“Semakin kaya seseorang semakin besar menghasilkan emisi karbon. Entah dari bahan bakar minyak dan penggunaan listrik. Apalagi, harga listrik warga kumuh dengan warga di permukiman elite Pondok Indah sama,” katanya.
Turut Memicu
Dalam workshop sehari kerja sama Aliansi Jurnalis Independen dengan Kedutaan Besar Australia bertema Memahami Perubahan Iklim: Panduan Jurnalis untuk Meliput di Jakarta, Senin (24/5), Fitrian menambahkan, selain sejumlah aktivitas itu laju deforestasi (pengubahan hutan) dan gambut turut memicu besarnya pengaruh efek rumah kaca.
Jutaan ton CO2 atau karbon monoksida per tahun dihasilkan dari seluruh aktivitas tersebut. Sayangnya, tambah Fitrian penggunaan energi terbarukan belum dijadikan prioritas oleh pemerintah. Padahal, Indonesia mengklaim memiliki banyak kandungan sumber energi alternatif, seperti gas, panas bumi, dan tenaga air.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Emmy Perdanahari sebelumnya dalam workshop bertema Penerapan Teknologi Energi Terbarukan dalam Mendukung Penyediaan Listrik yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan juga mengajak pemerintah daerah selain swasta untuk proaktif memacu energi terbarukan.