MEKANISME KREDIT KARBON PERLU DIROMBAK
BRUSSELS, Rabu - 
Berdasarkan mekanisme kredit karbon (clean development mechanism/CDM), perusahaan-perusahaan negara kaya dapat bebas dari tuduhan pengotoran lingkungan walau tingkat pencemaran dari usaha mereka tetap atau bahkan meningkat.
Lewat CDM, korporasi itu bisa berkilah bahwa mereka telah mendorong pelestarian lingkungan hidup di negara-negara miskin. Banyak pihak menilai hal ini hanya akan mengabadikan kemiskinan di negara miskin.
Masalahnya, pelestarian hutan-hutan atau pelarangan hutan-hutan untuk dimanfaatkan demi pengembangan ekonomi hanya akan membuat negara-negara miskin mengalami stagnasi pembangunan, sementara mereka terus dibebani utang, yang didapat dari negara maju. Ini disebut kolonialisme hijau.
Kelompok pencinta lingkungan hidup menginginkan revisi atas CDM dengan alasan hal itu tidak adil. Selain itu, mekanisme tersebut telah meningkatkan potensi emisi dari sektor industri di negara-negara kaya.
”Perdebatan di dunia internasional jelas mengatakan diperlukannya perubahan. CDM telah sukses dalam beberapa hal, tetapi menuai kritik. Ini terkait tentang integrasi lingkungan,” ujar Komisaris UE untuk Aksi Iklim Connie Hedegaard di Brussels, Belgia, Rabu (25/8).
”Langkah awal adalah dengan membentuk pasar karbon yang lebih maju. Karena itu, mekanisme kredit karbon perlu diubah,” katanya.