KETIKA SUMBER DAYA ALAM BUKAN MENJADI PILIHAN UTAMA
Oleh: Nur Arinta (Voluntir Panda Mobile)
Setiap mengikuti kegiatan Panda Mobile sebagai voluntir, selalu ada hal baru yang saya dapat. Salah satunya ketika berkunjung ke salah satu sekolah internasional di Bogor pada Kamis (03/09) silam. Ini memang bukan pertama kalinya Panda Mobile berkunjung ke sekolah internasional. Namun kali ini saya menemukan hal yang menarik.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada kunjungan tersebut adalah permainan ”spaceship”. Beberapa siswa (kelas 4, 5 dan 6 SD) dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kemudian masing-masing kelompok diberi kertas karton dan spidol atau crayon. Mereka semua diminta untuk membayangkan kondisi dimana bumi telah lenyap dan seluruh umat manusia harus bertahan hidup dalam sebuah pesawat luar angkasa (spaceship). Tugas mereka selanjutnya adalah menggambar pesawat luar angkasa beserta semua hal yang mereka anggap perlu ada dalam pesawat luar angkasa itu, agar manusia dapat bertahan hidup hingga menemukan planet untuk tinggal. Setelah mereka selesai menggambar pesawat luar angkasanya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya kepada temannya yang lain. Kelompok lain dipersilakan memberikan pertanyaan dan atau tanggapan kepada kelompok yang sedang menjelaskan hasil karyanya tersebut.
Bukan kali pertama permainan ini dimainkan di sekolah-sekolah pada kunjungan Panda Mobile. Dan biasanya kami, tim Panda Mobile dan para peserta permainan ini memiliki kesamaan persepsi. Sering kali saya temui ada hutan, sungai, laut, dan sumber daya alam lainnya yang dicantumkan para siswa dalam pesawat luar angkasa mereka. Pemilihan sumber daya alam yang dapat diperbaharui membuat kelangsungan hidup manusia dapat berkelanjutan. Namun ternyata hal itu tidak berlaku bagi anak-anak yang bermain bersama saya di awal September itu.
“Okay, guys! We’re gonna make a spaceship. But first, I want you to make groups. Ten people for one group. I will give you this paper, one paper each group and marker. Please listen to my instruction! Just imagine that Earth has gone. There’s no Earth anymore. And you, and all the human in the world must live in a spaceship. You have to draw a spaceship and all the things that you would bring into the spaceship, to survive. After this you’ll represent your work. Don’t forget to explain why it is important to bring to the spaceship,” begitulah instruksi yang saya berikan kepada para peserta permainan ini.
Seketika mereka membentuk kelompok dan sibuk mengerjakan tugas yang diberikan. Masing-masing kelompok pun berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai pesawat luar angkasa yang mereka buat. Kebetulan ada satu kelompok yang saya temani dari awal hingga akhir proses diskusi. Tebak apa yang dipilih kelompok ini untuk dibawa dalam kapal luar angkasa mereka? Apakah ada laut, hutan, sungai, dan sumber daya alam lainnya? Tidak sama sekali. Beberapa hal yang menjadi pilihan mereka untuk dibawa adalah kamar kecantikan dan kamar-kamar pribadi mereka. Kemudian ada restoran sebagai sumber makanan mereka, spa sebagai tempat relaksasi mereka, bioskop untuk sarana hiburannya, juga pet shop dan pet salon untuk merawat hewan kesayangannya.
Saya heran dengan pilihan mereka lalu bertanya, “How can you get the oxygen?” Salah satu anak pun menyadari bahwa mereka melupakan betapa pentingnya oksigen untuk bertahan hidup, lalu ia menambahkan oxygen tank ke dalam pesawatnya. Melihat reaksi itu, aku bertanya “How about water?” Mereka meresponnya dengan menambahkan water tank ke dalam gambar mereka. Merasa geregetan, saya pun bertanya lagi kepada mereka “Don’t you guys need the forest?” Dan pertanyaanku soal hutan dijawab oleh ketua kelompok. Ia menjawab “No… we don’t need forest. It will make our spaceship messy. “Oh my gosh, we forget one important thing!” Dia pun segera menyebut sebuah gerai kopi terkenal. “We really need it guys!”
Kaget mendengar hal tersebut, saya berkata kepada mereka untuk menjelaskan mengapa semua hal itu mereka anggap penting ada dalam pesawat luar angkasa, termasuk gerai kopi terkenal itu. Saya penasaran apa yang membuat semua hal itu penting bagi mereka. Ketika tiba giliran untuk presentasi, secara bergantian mereka memberitahu teman-temannya semua isi pesawat luar angkasa itu. Sang ketua kelompok pun kembali menekankan pentingnya gerai kopi yang sangat popular itu, “We need it to survive.” Setelah itu, mereka menutup presentasinya. Sederhana. Sungguh sederhana penjelasan mereka tentang seberapa penting gerai kopi dalam pesawat luar angkasa mereka. Untuk bertahan hidup.
Melihat karya anak-anak yang bermain spaceship di sekolah internasional ini, saya dapat mengetahui lingkungan seperti apa yang ada di sekitar mereka. Perbedaan persepsi antara saya dan anak-anak ini soal bertahan hidup dan komponen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup sungguh berbeda. Pada kunjungan kali ini, nilai konservasi yang seharusnya dicapai memang dapat dikatakan jauh dari maksimal dikarenakan adanya keterbatasan waktu.
Namun kegiatan kali ini setidaknya memberikan pelajaran kepada saya dan tim untuk menyamakan persepsi di awal dengan target bermain untuk memainkan permainan ini. Selain itu, kegiatan kali ini menunjukkan tantangan sangat besar yang dihadapi oleh saya dan tim Panda Mobile dalam melaksanakan pendidikan lingkungan hidup demi mewujudkan kehidupan yang selaras dan harmoni dengan alam.