KESERUAN DI ATAS MENAMI
Menami, kapal kayu berukuran 63 GT dengan satu mesin motor, banyak memberikan pengaruh bagi kegiatan penyelaman di Alor kali ini. Ukurannya yang besar ternyata cukup menyulitkan karena Menami tidak bisa mendekati area terumbu karang untuk menjemput tim penyelam. Rencana awal membagi dua tim penyelaman agar menghemat waktu, jadi harus ditinjau ulang, dan menyebabkan perubahan besar dalam susunan tim penyelam dan jadwal trip penyelaman.
Namun banyak keseruan didapatkan dengan kapal ini salah satunya adalah ritual dalam menarik jangkarnya. Seluruh personil dan penyelam ikut turun tangan menarik jangkar besar dimana pada hari ke 6, kedua jangkar tersebut patah dan bengkok. Serta pengamatan lumba-lumba selalu datang dan bermain di kapal ini.
Hari ke enam penyelaman kapal harus kembali ke Kalabahi, sebuah kota pelabuhan utama di Alor, dimana kapal Menami membutuhkan tambahan BBM dan Air tawar sekaligus memperbaiki Baling-Baling (propeler) kapal yang patah. Musibah baru saja terjadi, salah seorang point kunci keberhasilan ekspedisi Alor ini yaitu Koki kapal Menami mengalami gejala strok ringan dan berada di rumah sakit sehingga perubahan dalam perencanaan harus dilakukan lagi.