KEKAYAAN ALAM PAPUA JADI PERHATIAN
JAYAPURA KOMPAS - Kekayaan alam Papua menjadi fokus pembahasan dalam konferensi intemasional Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan Berkelanjutan di Tanah Papua pada 11 14 November. Rencananya kegiatan ini akan diikuti 400 peserta dari berbagai institusi dalam dan luar negeri.
Dua perusahaan tambang raksasa di Papua PT Freeport Indonesia dan British Petroleum dipastikan hadir untuk membagikan kiat aktivitas pertanggungjawaban sosialnya (CSR).
Ketua panitia yang juga Kepala Badan Pengolahan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Provinsi Papua Noak Kapisa pada Senin (9/11) di Jayapura, menjelaskan konferensi ini diselenggarakan karena Papua diakui sebagai paru-paru dunia ""Ini artinya Papua penting bagi kelangsungan hidup masyarakat di dunia,"" ujarnya.
Acara yang digelar Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat serta organisasi nonpemerintah Conservation International dan WWF itu mengambil tema ""Bekerja Sama untuk Pembangunan Berkelanjutan di Tanah Papua demi Masa Depan Kita Bersama"" dan subtema ""Lindungi Keanekaragaman Hayati Lindungi Hidup Kita"". Noak menuturkan data CI tahun 1999 menunjukkan sekitar 50 persen keanekaragaman hayati di Indohesia terdapat di Tanah Papua. Di Papua juga terdapat tambang emas terbesar di dunia dan kandungan gas bumi ketiga terbesar di Indonesia.
Selain itu terdapat juga ekosistem yang kaya mulai dari terumbu karang, mangrove (bakau), rawa, sabana, hutan dataran rendah, dan pegunungan.
la menunjuk data Departemen Kehutanan 2002 yang menyebutkan penggundulan hutan berskala nasional mencapai tingkat mengkhawatirkan atau hingga 117.523 hektar per tahun Itu akibat konversi hutan untuk
pembangunan infrastruktur jalan dan pemekaran daerah ,logging (penebangan), pertambangan dan perkebunan. Kerusakan juga terjadi pada ekosistem laut memengaruhi keberlanjutan. (ICH)