JURGEN DAN STELLA CHIU-FREUND: SANG PENJELAJAH SEGITIGA KARANG
Pada tahun 2009, duo fotografer alam liar, Jürgen dan Stella Chiu-Freund melakukan ekspedisi ke enam negara di kawasan segitiga karang, menjelajahi pusat keanekaragaman hayati laut dunia untuk mendokumentasikan keberagaman spesies, masyarakat dan budayanya. Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste telah satu per satu mereka sambangi untuk memotret permasalahan bahkan ancaman di wilayah itu, serta upaya para pihak dalam melestarikan salah satu dari warisan kehidupan laut dunia.
Kumpulan maha karya dari ekspedisi jurnalisme foto tersebut dipaparkan dalam sesi diskusi dan sharing “The Coral Triangle Photo Expedition: A Journey of A Lifetime” di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari Jumat (30/11) silam. Lebih dari 60 pengunjung yang memadati ruangan juga tidak berhenti berdecak kagum ketika Jürgen dan Stella menampilkan lebih dari 20 foto yang memotret dengan jeli kehidupan laut, manusia, dan budaya di wilayah segitiga karang.
“Indonesia sangat indah dan kaya akan keragaman biodiversitasnya, namun sangat rentan. Kami harap potret kehidupan yang kami abadikan dapat menginspirasi kaum muda, karena kaum muda yang dapat membuat perubahan,” imbuh Stella.
Kawasan Segitiga Karang adalah wilayah seluas kurang lebih enam juta kilometer persegi yang terdiri dari daratan dan lautan yang meliputi enam negara dan merupakan rumah bagi berbagai biota laut terlengkap di dunia sekaligus rumah bagi berbagai komunitas manusia dan sumber ekonomi yang penting. Apalagi tercatat 76% spesies terumbu karang dunia, 6 dari 7 spesies penyu laut, dan sekitar 2.228 spesies ikan karang menjadikan kawasan ini sebagai rumah.
Sayangnya kekayaan kawasan tersebut terancam rusak akibat praktik penangkapan ikan secara besar-besaran dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan, serta perubahan iklim yang mengancam ekosistem ikan, hutan bakau, dan stabilitas masyarakat di daerah itu.
WWF bangga telah berkolaborasi dengan Jürgen dan Stella Chiu-Freund untuk mendokumentasikan melalui kumpulan maha karya dari ekspedisi jurnalisme foto untuk meningkatkan pemahaman tentang kondisi laut di kawasan Segitiga Karang, khususnya di Indonesia sebagai jantung Segitiga Karang.
Pada sesi sebelumnya, Marine Science and Knowledge Management, Amkieltiela juga memaparkan tentang ekspedisi yang WWF-Indonesia pernah lakukan sejak tahun 2014. Alor, Flores Timur, Yamdena, Maluku Barat Daya, dan Kepulauan Kei merupakan beberapa lokasi yang pernah dijelajahi dalam sebuah ekspedisi untuk memantau dampak ekologis serta kondisi ekosistem laut. Ekspedisi tersebut merupakan salah satu upaya taktis untuk mengkaji tindak lanjut kebijakan serta strategi konservasi bersama para mitra agar dapat memberi manfaat ekologi dan ekonomi yang berkelanjutan.
Perwakilan Komunitas Marine Buddies Jakarta juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan rangkaian kegiatannya. Tidak lupa juga mereka mengajak pengunjung untuk memulai dengan tiga langkah sederhana, yaitu mengenali kawasan konservasi bahari di Indonesia, mengunjungi dan mendukung penerapan praktik aktivitas bahari yang bertanggung jawab, serta mengawasi pengelolaan kawasan konservasi bahari dan melaporkan aktivitas bahari yang tidak bertanggung jawab.